Cari di Blog Ini

Followers

Monday, January 8, 2018

Bantuan Kapal Fiber Pancing Tonda Untuk Nelayan Buton Utara, Ada Masalah?

Baca Juga

Kapal Fiber bantuan senilai Rp. 75 juta
Kapal Fiber bantuan senilai Rp. 75 juta
Upaya pemerintah Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk memajukan masyarakat nelayan, patut dipuji. Karena untuk tahun 2016 silam, melalui Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) telah digelontorkan anggaran dari APBD sebesar Rp. 1,5 milyar. Itu diperuntukkan bagi pembelian  bantuan kapal fiber pancing tonda kepada kelompok nelayan.

Menurut informasi yang dihimpun dari DKP Buton Utara,  bantuan tersebut diberikan kepada kelompok nelayang pada 4 kecamatan yaitu, Kecamatan Kulisusu Induk, Kulisusu Barat, Bonegunu dan Kecamatan Kambowa. Masing-masing kecamatan dapatkan 5 unit kapal fiber pancing tonda, dengan harga satuan Rp. 75 juta.

Sayangnya, setelah satu tahun lebih, terungkap kalau bantuan itu tidak lengkap sampai ke kelompok nelayan. Hasil pemantuan wartawan di lapangan menunjukkan kalau nelayan hanya menerima kapal fiber dan mesinnya. Kelengkapan alat pancing serta alat safety seperti  jangkar, jas hujan dan lampu tanda, plate jacket (jaket pelampung) tidak diberikan. Bahkan salah nelayan keluhkan, salah satu dari  fiber tersebut telah patah akibat tipisnya body kapal.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Budiyanti yang dikonfirmasi via selulernya katakan, kalau ia tidak tahu menahu masalah itu. Menurutnya, segala sesuatunya ada pada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Dalam keterangannya pada wartawan di ruang kerjanya, Anas Ojin Po, S.Pi selaku PPK yang juga adalah Kepala Bidang Pengawasan dan Peningkatan Daya Sains DKP Buton Utara, katakan. Kalau dalam pemberian bantuan itu dirinya tidak secara lansung serahkan pada masuarakat.

"Yang serahkan bantuan itu Pak Muhtar," kata Anas.

Namun Anas tetap memberikan sedikit informasi detail kapal fiber yang berbobot 3 GT (Gross Tonase) dengan daya mesin 13 PK (Paarden Kracht). Sedangkan mengenai alat safety yang tidak diberikan, Anas katakan kalau barang-barang itu tidak dipergunakan juga oleh masyarakat.

"Jadi sampai saat ini kami hanya berikan kapal dan mesinnya saja," tandas Anas.

PPK Anas secara lansung  perjelas adanya permasalahan dengan pemberian bantuan ini dengan katakan bahwa dirinya sementara diperiksa oleh Polda Sultra. Sehingga semua dokumen terkait dengan program tersebut ada di Polda.

"Sekitar dua minggu lalu saya diperiksa Polda Sultra sebagai saksi terkait pengadaa kapal fiber pancing tonda ini," tambah Anas.

Hasil referensi yang didapatkan site ini dengan memperbandingkan armada penangkapan pancing tonda yang lazim digunakan oleh nelayan-nelayang Indonesia, pada umumnya gunaka kapal motor dengan bobot pada kisaran 5 - 12 GT, sementara bantuan tersebut hanya 3 GT. Sementara mesinya berkekuatan minimal 30 PK.
(kontribusi Herman/LS) 

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.