Cari di Blog Ini

Followers

Friday, July 19, 2019

Lira Pasangkayu Himbau Untuk Bijak Dalam Bermedsos Terkait Suksesi 2020 Mendatang

Baca Juga


Mustakim Lahuda
Mustakim Lahuda
PASANGKAYU, LENTERASULAWESI – Bupati atau Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), Mustakim Lahuda, Jumat (19/07/2019) katakan pentingnya bijak dalam menggunakan Sosial Media (Sosmes), terkait suksesi di kabupaten ini tahun 2020 mendatang.

Menurut Mustakim, keterbukaan informasi serta semakin trendnya Sosmed khususnya facebok untuk menjadi ajang komunikasi demokrasi  jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Pasangkayu, itu sangat baik dalam proses demokrasi. Namun bila penggunannya sudah begitu berlebihan dan tidak dikendalikan efeknya di tengah masyarakat  bisa membuat kebimbangan bahkan perpecahan.

“Kami melihat postingan-postingan di facebook , khususnya  terkait tokoh dan sosok yang disebut mau maju dalam suksesi Pasangkayu 2020 yang akan datang, rata-rata sifatnya subyektif. Itu hanya di dasarkan pada perasaan si pemilik akun saja,” papar Mustakim.

Menurut Mustakim yang juga pemimpin redaksi  tabloid Indonesiaku,  riuhnya postingan soal sosok calon bupati dan wakil bupati Pasangkayu di Sosmed, itu bisa menimbulkan “kepusingan” bagi masyarakat, terutama   “paket”  yang sering dibolakbalik  dalam pasangannya.

Semaraknya postingan-postingan soal calon bupati dan wakil bupati, meskipun bagian dari dinamika demokrasi namun bagi masyarakat awam, tentu kebingungan juga. Karena tidak ada yang resmi bersumber dari bersangkutan.

“Ada juga kebiasaan-kebiasaan menposting sosok  calon bupati atau calon wakil bupati, orangnya sendiri  tidak memikirkan itu. Seolah-olah di Sosmed itu “dipaksakan” untuk maju sebagai calon bupati atau wakil bupati. Ini kan lucu dan membuat masyarakat semakin bimbang saja,” kata Mustakim.

Makanya Bupati Lira Pasangkayu ini himbau  untuk tidak terlalu gegabah dalam menggunakan sosmed terkait  suksesi. Sebab mem-publish sesorang ke sosmed tanpa isin, itu tidak etis. Apalagi hanya sekedar untuk memberikan pujian-pujian semata. Belum tentu pujian-pujian itu menguntungkan yang bersangkutan. Bisa saja dampaknya di tengah masyarakat kurang bagus bagi yang bersangkutan.
LS    

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.