Baca Juga
Sampah di Gunung Mambulilling (foto: Erianto Gie Buntu Tasik) |
Mamasa – Netizen Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), memang sangat peduli
gunung legendaris Mambuliling. Dimana gunung itu mengambil nama dari
pengikut Pongkapadang, moyangnya Pitu
Ulunna Salu.
Ketikan fesbuker Erianto Gie Buntu Tasik
melontarkan status di wall-nya, Sabtu (25/06/2016) dengan tuliskan bahwa
di gunung bersuhu rendah tersebut ditemukan
sampah, sebanyak 102 fesbuker
berinteraksi dalam percakapan dunia maya (dumay).
Begini tulisan Erianto Gie Buntu Tasik. “Tabe', ini adalah sebagian kecil sampah yang kami temukan di puncak Mambulillin pada tanggal
20 Juni 2016. Inikah yang membuat kita bangga menjai orang Mamasa?
Kita yang harusnya menjaga malah dengan bangga menebar sampah seperti ini.
Bagi siapapun yang berkegiatan di sekitar Gunung Mambulillin, sadar diri ki' di'! Jangan terlalu bangga naik turun gunung Mambulillin namun ujung-ujungnya ussembu' babang rompon.”
Kita yang harusnya menjaga malah dengan bangga menebar sampah seperti ini.
Bagi siapapun yang berkegiatan di sekitar Gunung Mambulillin, sadar diri ki' di'! Jangan terlalu bangga naik turun gunung Mambulillin namun ujung-ujungnya ussembu' babang rompon.”
Netizen ini juga meng-upload foto-foto sampah hasil jepretannya. Kemudian mengundang perdebatan panjang. Fesbuker Adenovianto P M
berkomentar pedas. “Beginilah jadinya
jika kita hanya sok jadi pecinta alam. Hanya dengan modal gaya naik turun
gunung lantas mencap dirinya sebagai pencinta alam . Terus kontribusi terhadap
kelestarian alam nihil.”
Disanggah keras Gita Maharani
Tiranda. “Maaf bung, tolong jangan menyalahkan Pa (Pencinta Alam, red), karena yang naik Mambulilling
itu bukan hanya anak-anak dari komunitas
pencinta alam. Saya kurang sepaham dengan kata-kata
anda.”
Dus, Roynaldes tuliskan
tanggapan. “Mantap, lanjutkan
membersihkan alam adalah tanggungjawab kita bersama, tidak harus pencinta alam.
Tapi apakah ada bukti yang buang sampah itu Pencinta Alam?
Bahayami itu kalo yang harusnya jaga Alam, malah mereka yang nyampah.” Terus Ronald Arulangi sambung. “Paling tidak mereka akan memotori mengangkut sampah dari gunung. Mereka kan cinta alam.”
Tapi apakah ada bukti yang buang sampah itu Pencinta Alam?
Bahayami itu kalo yang harusnya jaga Alam, malah mereka yang nyampah.” Terus Ronald Arulangi sambung. “Paling tidak mereka akan memotori mengangkut sampah dari gunung. Mereka kan cinta alam.”
Kritikan lain dituliskan oleh Wawan Pabundu.
“Pencinta alam bukan hanya sekedar naik
gunung terus selvi-selvian lalu turun
gunung untuk pulang. Buatlah alam jadi indah.”
Silang sengkarut soal sampah di Gunung
Membulilling mendapat pencerahan dari
netizen Sugianto.
“Ini bukan soal saling menyalahkan tapi ini untuk mengingatkan saja buat semua
, itu yg harus di pahami dari maksud Erianto Gie Buntu
Tasik kemudian memposting gambar, saya kira kita semua sadarlah, pentingnya menjaga lingkungan dan alam kita.”
Apapun perdebatannya soal sampah siapa di
Gunung Mambulilling, jelasnya masyarakat media sosial (Medsos) sangat
peduling gunung yang konon kabarnya memiliki gerbang
menuju ke alam ghaib Uwentira di Kebun Kopi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Ha?
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar