Cari di Blog Ini

Followers

Thursday, July 28, 2016

Darman Ardy “Ngamuk” di Medsos Soal Pembangunan Kantor DPRD Mamasa?

Baca Juga

Darman Ardy
Mamasa – Untuk kepentingan rakyat, boleh-boleh saja seseorang mengunkapkan unek-uneknya di media sosial  (Medsos), sepanjang tidak menista Suku,  Agama dan Ras (Sara). Tak  heran  jika fesbuker Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) rajin posting status di wall-nya. Itu demi Mamasa yang dicintai.

Seperti  itulah  Darman Ardy  seorang wartawan  senior  Mamasa melakukan kritik membangun untuk daerahnya. Dalam postingannya, Rabu (27/07/2016) ia tuliskan. “Proyek  pemeliharaan  Gedung  DPRD  Mamasa tahun 2016 dengan pagu  anggaran  kurang lebih 1 M lebih.  Ini diduga kua t di-markup. Hanya mengganti  atap dan plavon  saja, kok  sampai anggaran milyaran, apalagi  hanya satu  bagian gedung  saja  yang  dikerjakan. Pak Jaksa dan Pak Polisi, jangan tutup mata.”

Postingan Darman Ardy  yang  juga  adalah Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulbar, mendapat tanggapan dari  Anggota DPRD  Mamasa David Bamba Layuk , ia berkomentar. “Coba kita foto  bagian belakang  pak, sangat memprihatinkan.” Lalu direspon  Pasamboan Pangloli. “Dindaku David Bamba Layuk  lebih ahli kalau masalah momen beban atap. Harus pula menghitung  gaya  horisontal  (angin) dari barat (bara'). Ditimpali kemudian oleh David Bamba Layuk. ”Betul  kanda,  tapi hampirmi  tidak ada motif  mamasanya  ini bangunan.”

Rehab Gedung DPRD Mamasa (foto: fb Darman Ardy)
Dari perbincangan soal  teknis hingga ciri khas untuk bangunan Mamasa untuk Gedung DPRD  Mamasa  hingga netizen menyarankan untuk direlokasi  saja. Misalnya, Eli Interisti berkomentar. “Mending direlokasi  aja. Bangun yang  baru.” Dijawab kemudian oleh Tomakaka Messawa, Pasamboan Pangloli . “Relokas i ke Messawa, saya siapkan tanah hibah 2 Ha.” Lalu bergeser lagi ke komentar  Fandhy Tiger. “Hadehhh  parahhhh  betull.” Dipanasi  kemudian oleh Demma To Rhea Boiles dalam bahasa  stempat.  “Itai benna dibengan  inde proyek. Polisi raka, Kejaksaan raka. Aka makak ku pengngitai, maka  proyek yang  cenderung  bermasalah  sidibengan  oknum polisi battu kejaksaan.”

Karena mengarah ke dugaan Darman Ardy  menimpali kemudian. “Saudaraku Demma To Rhea Boiles, kita tidak mau menjastifikasi tentang  siapa dibalik  proyek  tersebut , yang  jelasnya diduga  kuat di mark-up.” Lalu ditanggapi Demus Atc Mamasa.  “Mantap pak Darman Ardy usut sampai tuntas.” Ditambah kemudian oleh Fredy Siswanto. “Hal seperti  ini perlu diusut  tuntas. Anggaran sebanyak itu tidak masuk akal, kasihan uang rakyat dijilat begitu saja.” Juga oleh Arruan Pasau. “Sebagian dikemanakan, tidak mungkin hanya atap saja, kalau terus kayak  begini, kapan Mamasa  bisa maju.”

Cukup miris memang di gedung  parlemen  Mamasa  dikerjakan secara king kalikong, hingga diduga  mark-up  bukankan di sana ada 30 orang legislator  yang  berkantor.  Mereka memiliki hak untuk mengawasi penggunaan  dana  yang  bersumber  dari  Anggaran Pendapatan dan Belanja Derah (APBD). Ada 60 biji mata anggota DPRD  Mamasa yang melihatnya setiap saat. Jangan dituding  oleh rakyat, “Gajah mati di depan  mata tidak dilihat, kuman mati di seberang  laut dilihat”


LS

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.