Baca Juga
![]() |
H.M. Natsir, Irfan Rusli Sadek dan Budiansya, ST, calon-calon waki bupati Pasangkayu menurut Adam (sumber foto: facebook) |
PASANGKAYU,
LENTERASULAWESI –
Kabupaten Pasangkayu, yang sebelumnya
adalah kabupaten Mamuju Utara (Matra), paling ujung utara Provinsi Sulawesi
Barat (Sulbar). Jika tidak ada aral melintang, tahun 2020 mendatang akan
melansungkan suksesi, Pemilihan Kepalada Daerah (Pilkada) bersamaan dengan
sejumlah kabupaten/kota lainnya di nusantara ini.
Menghadapi Pilkada 2020 mendatang, masyarakat sudah mulai
ramai membicarakan, khususnya di Sosial Media (Sosmed). Bahkan ada sejumlah
nama hampir setiap saat menghiasi layar liquid
gadget warga, yang disebut-sebut sebagai
calon bupati dan calon wakil bupati Kabupaten
Pasangkayu.
Fenomena ini menurut Suhamin Rahim yang akrab disapa Adam
Kawilarang, adalah susuatu yang wajar dan baik. Ini tentunya akan mendorong
bertumbuhnya sistem demokrasi yang lebih terbuka dan semakin sportif.
“Ketika seseorang dipublish di sosmed sebagai calon
bupati atau wakil bupati, maka di situlah sosok tersebut mulai diuji di publik.
Para pengguna sosmed, bisa menanggapinya dengan berbagai macam komentar. Ada
yang memuji karena memang suka pada sosoknya, ada yang mengkritisi karena tidak
suka. Namun tidak sedikit pula yang memuji walau hatinya kurang senang. Kadang
juga ada yang mengkritik dengan pedas namun, senang pada sosoknya. Itulah
dinamikanya sosmed,” papar Adam Kawilarang, Senin (17/06/2019) silam.
Menurut pemilik
radio Sfarta FM dan pendiri Forum Wartawan Mamuju Utara (Format). Dari hasil
penyimakannya dalam menganalisa trend di Sosmed, khususnya facebook. Dalam
menyongsong Pilkada 2020, warga Pasangkayu jauh lebih modern dan terbuka dalam
mendiskusikan pesta demokrasi ini.
“Yang menarik bagi saya, trend di facebook dan hasil
pengamatan lansung atas diskusi lepas masyarakat. Untuk Pilkada Pasangkayu
mendatang, warga banyak-banyak melontarkan nama calon wakil bupati dibandinkang
calon bupati. Untuk calon bupati, hanya
pada kisaran nama H. Yaumil Ambo Djiwa, Ketua DPD Partai Golkar
Pasangkayu, H. Muhammad Saal, Wakil Bupati Pasangkayu dan Ketua Partai Hanura dan
H. Abdullah Rasyid, mantan bupati Pasangkayu. Sedangkan untuk nama-nama calon Wakil
Bupati (Wati, red.) jauh lebih banyak. Jadi kebanjiran Wati kayaknya Pasangkayu ini,” kata Adam.
Dalam catatan penyimakannya, untuk kalangan birokrat , Adam menyebutkan 3 nama yang berpotensi menjadi calon wakil bupati di Pasangkayu, yaitu Budiansya, ST, Kepala Dinas Pekerjan Umum dan Penatang Ruang (PU-PR) Kabupaten Pasangkayu. Irfan Rusli Sadek Kadis Dukcapil Kabupaten Pasangkayu. M. Natsir Asisten Bidang Pemerintahan Provinsi Sulbar yang juga mantan Sekkab. Pasangkayu
Sementara dari kalangan polisiti menurut Adam Kawilarang, jauh lebih banyak lagi,
disebutnya, Musawir Azis Isham, Ketua DPC Partai Demokrat dan juga salah seorang tokoh dibalik
terbentuknya Kabupaten Pasangkayu. Lukman Said Ketua DPC PDIP Pasangkayu yang juga adalah Ketua
ADKASI Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia. M. Yusri Nur, Ketua Partai
Perindo Pasangkayu. Uksin Djamaluddin Ketua DPD PAN Kabupaten Pasangkayu.
Saifuddin Andi Baso Sekretaris DPD II Partai Golkar Pasangkayu. Muslihat Kamaluddin, politisi PAN dan mantan
Komosioner KPUD Pasangkayu.
Adam juga menilai, untuk sosok M. Yusri Nur, Musawir Azis
Isham dan Lukman Said, selain berpotensi kuat sebagai calon wakil bupati, juga
memiliki kepercayaan untuk maju sebagai calon bupati apalagi dalam kapasitasnya
sebagai ketua-ketua partai di daerah ini.
Diurai pula oleh Adam, suasana politik masyarakat
Pasangkayu setelah Pemilihan Legislatif (Pileg), April 2019 lalu, mengalami
perubahan drastis. Partai Hanura muncul sebagai kekuatan yang besar di
parlemen, begitu juga Perindo partai baru dengan jumlah perolehan kursi yang
cukup signifikan. Sementara partai Golkar, kelihatanya stagnan. Untuk Partai
Demokrat dan PDIP yang pada Pemilu 2014 lalu jadi jawara, kini mengalami degradasi. Ini
tentunya membuat mempengaruhi
kepercayaan Parpol dalam mengusung jagoannya di Pilkada 2020 mendatang.
“Walaupun kepercayaan publik terhadap sosok atau person
yang bakal maju dalam Pilkada, lebih utama dibandingkan mesin partai. Tetapi
kekuatan partai pengusung juga memberi bisa memberi keyakinan dan kepercayaan diri
untuk maju di Pilkada,” tandasnya.
Akhirnya Adam katakan pula bahwa kematangan dan ketepatan
dalam pemilihan calon wakil bupati bagi calon bupati, itu lebih meyakinkan
untuk untuk meraih kepercayaan publik.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar