Cari di Blog Ini

Followers

Thursday, June 20, 2019

Pasangkayu Bakal “Kebanjiran” Calon “Wati,” Kata Adam Kawilarang?

Baca Juga


H.M. Natsir, Irfan Rusli Sadek dan Budiansya, ST, calon-calon waki bupati Pasangkayu menurut Adam (sumber foto: facebook)
H.M. Natsir, Irfan Rusli Sadek dan Budiansya, ST, calon-calon waki bupati Pasangkayu menurut Adam (sumber foto: facebook)


PASANGKAYU, LENTERASULAWESI  – Kabupaten  Pasangkayu, yang sebelumnya adalah kabupaten Mamuju Utara (Matra), paling ujung utara Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Jika tidak ada aral melintang, tahun 2020 mendatang akan melansungkan suksesi, Pemilihan Kepalada Daerah (Pilkada) bersamaan dengan sejumlah kabupaten/kota lainnya di nusantara ini.

Menghadapi Pilkada 2020 mendatang, masyarakat sudah mulai ramai membicarakan, khususnya di Sosial Media (Sosmed). Bahkan ada sejumlah nama hampir setiap saat menghiasi layar liquid  gadget  warga, yang disebut-sebut sebagai calon bupati dan calon wakil bupati Kabupaten  Pasangkayu.

Fenomena ini menurut Suhamin Rahim yang akrab disapa Adam Kawilarang, adalah susuatu yang wajar dan baik. Ini tentunya akan mendorong bertumbuhnya sistem demokrasi yang lebih terbuka dan semakin sportif.

“Ketika seseorang dipublish di sosmed sebagai calon bupati atau wakil bupati, maka di situlah sosok tersebut mulai diuji di publik. Para pengguna sosmed, bisa menanggapinya dengan berbagai macam komentar. Ada yang memuji karena memang suka pada sosoknya, ada yang mengkritisi karena tidak suka. Namun tidak sedikit pula yang memuji walau hatinya kurang senang. Kadang juga ada yang mengkritik dengan pedas namun, senang pada sosoknya. Itulah dinamikanya sosmed,” papar Adam Kawilarang, Senin (17/06/2019) silam.

Menurut  pemilik radio Sfarta FM dan pendiri Forum Wartawan Mamuju Utara (Format). Dari hasil penyimakannya dalam menganalisa trend di Sosmed, khususnya facebook. Dalam menyongsong Pilkada 2020, warga Pasangkayu jauh lebih modern dan terbuka dalam mendiskusikan pesta demokrasi ini.

“Yang menarik bagi saya, trend di facebook dan hasil pengamatan lansung atas diskusi lepas masyarakat. Untuk Pilkada Pasangkayu mendatang, warga banyak-banyak melontarkan nama calon wakil bupati dibandinkang calon bupati. Untuk calon bupati, hanya  pada kisaran nama H. Yaumil Ambo Djiwa, Ketua DPD Partai Golkar Pasangkayu, H. Muhammad Saal, Wakil Bupati Pasangkayu dan Ketua Partai Hanura dan H. Abdullah Rasyid, mantan bupati Pasangkayu. Sedangkan untuk nama-nama calon Wakil Bupati (Wati, red.) jauh lebih banyak. Jadi kebanjiran Wati  kayaknya Pasangkayu ini,” kata Adam.

Dalam catatan penyimakannya, untuk kalangan birokrat , Adam menyebutkan 3 nama yang berpotensi menjadi calon wakil bupati di Pasangkayu, yaitu Budiansya, ST, Kepala Dinas Pekerjan Umum dan Penatang Ruang (PU-PR) Kabupaten Pasangkayu. Irfan Rusli  Sadek  Kadis Dukcapil Kabupaten Pasangkayu. M. Natsir Asisten Bidang  Pemerintahan Provinsi Sulbar yang juga mantan Sekkab. Pasangkayu

Sementara dari kalangan polisiti menurut Adam Kawilarang, jauh lebih banyak lagi, disebutnya,  Musawir Azis Isham,  Ketua DPC Partai Demokrat  dan juga salah seorang tokoh dibalik terbentuknya Kabupaten Pasangkayu. Lukman Said Ketua DPC PDIP Pasangkayu yang juga adalah Ketua ADKASI Asosiasi DPRD Kabupaten Seluruh Indonesia. M. Yusri Nur, Ketua Partai Perindo Pasangkayu. Uksin Djamaluddin Ketua DPD PAN Kabupaten Pasangkayu. Saifuddin Andi Baso Sekretaris DPD II Partai Golkar Pasangkayu. Muslihat  Kamaluddin, politisi PAN dan mantan Komosioner KPUD Pasangkayu.

Adam juga menilai, untuk sosok M. Yusri Nur, Musawir Azis Isham dan Lukman Said, selain berpotensi kuat sebagai calon wakil bupati, juga memiliki kepercayaan untuk maju sebagai calon bupati apalagi dalam kapasitasnya sebagai ketua-ketua partai di daerah ini.

Diurai pula oleh Adam, suasana politik masyarakat Pasangkayu setelah Pemilihan Legislatif (Pileg), April 2019 lalu, mengalami perubahan drastis. Partai Hanura muncul sebagai kekuatan yang besar di parlemen, begitu juga Perindo partai baru dengan jumlah perolehan kursi yang cukup signifikan. Sementara partai Golkar, kelihatanya stagnan. Untuk Partai Demokrat dan PDIP yang pada Pemilu 2014 lalu jadi  jawara, kini mengalami degradasi. Ini tentunya membuat  mempengaruhi kepercayaan Parpol dalam mengusung jagoannya di Pilkada 2020 mendatang.

“Walaupun kepercayaan publik terhadap sosok atau person yang bakal maju dalam Pilkada, lebih utama dibandingkan mesin partai. Tetapi kekuatan partai pengusung juga memberi  bisa memberi keyakinan dan kepercayaan diri untuk maju di Pilkada,” tandasnya.

Akhirnya Adam katakan pula bahwa kematangan dan ketepatan dalam pemilihan calon wakil bupati bagi calon bupati, itu lebih meyakinkan untuk untuk meraih kepercayaan publik.
LS

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.