Baca Juga
![]() |
Ilustrasi (foto: Int/LS) |
Itu adalah sebuah sisi
baik untuk site ini, karena pribadi Octovianus Danunan
adalah bagian yang telah mengisi dan men-charge baterai jurnalistik lenterasulawesi dalam diskusi jarak jauh via personal facebook (PF).
Demikian juga Tomakaka Messawa, Pasamboan
Pangloli. Adalah tak pantas lenterasulawesi mendebat
keduanya, yang telah dituakan.
Namun untuk kedua senior
kami Octovianus Danunan
dan Pasamboan
Pangloli, lenterasulawesi sampaikan, sebuah publikasi
kadang seperti sebiji durian
masak di pohon. Ketika kita lansung mencomot sebiji itu, mulut kita akan terkena durinya. Tetapi jika
dibuka dengan pelan lalu biji-bijinya dikeluarkan, dimasukkan ke mulut dan dikunyah,
akan terasa manis dan nikmat.
Ketika lenterasulawesi memulung informasi perdebatan di media sosial (Medsos) dan
melakukan spot interview di PF dan menpublis
tentang rekor Muri Pompang
Mamasa. Site ini selalu mengingat
tagline “Ayo ke Mamasa.” Sebagai
sebuah media di dunia maya
(Dumay), mencoba mengajak, memancing dan membangunkan dunia luar untuk berselancar (Surfing)
ke Mamasa.
Tim editor IT lenterasulawesi telah melakukan riset
kecil dengan mencoba key words “Mamasa” “Pompang” “ “Rekor Muri
Pompang Mamasa” kata yang sering
dipakai lenterasulawesi di mesin
pencarian google. Ternyata ribuan orang
telah surfing dari seluruh belahan dunia, ingin tahu. Tentu
dengan sendirinya, mereka
secara tak sadar mengikuti ajakan “Ayo ke Mamasa.”
Sekarang, mereka
telah ke Mamasa dan lenterasulawesi adalah salah satu pintunya. Tentu dari sekian banyak
pintu-pintu yang disiapkan untuk membangun
Mamasa sebagai pusat destinasi
wisata.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar