Baca Juga
Postingan Ayu Lestari yang heboh di medos Mamasa |
Mamasa –
Pengguna Media Sosial (Mesos) di
Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) memang kritis, cerdas dan menohok.
Ada-ada saja postingan yang di-upload
di wall-nya.
Mulai dari soal harga sayur mayur yang meroket karena jalan yang berlumpur
hingga soal politik dalam suksesi tahun
2018 di kabupaten berhawa sejuk ini.
Satu postingan yang cukup menarik dari fesbuker Ayu
Lestari, Rabu (17/05/2017) lalu, cukup menghentak netizen
lainnya. Ayu dengan foto profil
wanita berparas cantik ini menuliskan.
“Satu
atau dua mo sj wartawan di Mamasa, terlalu crowded wartawan di Mamasa sehingga
berita2 yg sampaikan itu2 ji juga, satu SKPD hampir 20 wartawan msuk melakukan
wawancara/konfirmasi. Biar mi banyak wartawan kalau wartawan2 profesional, ini
banyak yg wartawan abal2, bukan lagi Kuli Tinta yg mencari, mengumpulkan dan
menuliskan berita tetapi banyak mi yg dari kuli bangunan, kuli masak, ya
berkuliaran (maksud sy berkeliaran).”
Itu kemudian ditanggapi
Rambalangi
Mamasa. “HahAhaha....tonganna te pole tanta ayu-e.” Kemudian
direspon Alexander
Saputra dengan bahasa setempat. “Hahahha masak toa dari
kuli bangunan.” Kemudian dijawab kembali
Ayu
Lestari. “Ia pak Alexander Saputra, ada juga dari kuli motor,
alias sima'ojek-ojek yolona ya simupa'mani'lengan mi kartu pers temo hahaha.” Alexander
Saputra menimpali kemudian. “Hahahhaha tapi itu namanya berubah profesi tawwa, dan mungkin sudah melalui Pendidikan
Jurnalis.” Dus, direspon lagi dengan pedas
Ayu
Lestari . “Ah pendidikan profesi Jurnalis itu ada
sertifikatnya masa' pendidikan jurnalisme yg kasi materi ketua komunitas ojek
setempat (KOS), baru kemarin purnabakti di ojek besoknya langsung pergi ancam
kepala dinas hahaha.”
Diskusi semi olok-olokan soala profesi wartawan ini kemudian memunculkan Ketua Aliansi Wartawan
Mamasa (Alwama), Andi Waris Tala
dengan gaya menyiram bensi pada api. “Heheheeee
Ayu Lestari saya kasih nilai 1000%.” Ayu
Lestari pun menjawan. “Nah kalau pak Andi
Waris Tala ya memang wartawan super duper senior haha.” Dijawan lagi Andi Waris Tala. “Hehehehe....!!
Ayu tongan.”
Sikap Ayu Lestari yang
cukup keritis dan lucu menyoal
fenomena terkini dari profesi yang disebut-sebut “Pilar Demokrasi
Ke-4” di ngara ini direspon Aldrien
Daud Pongsampe. Jarang-jarang ada yang kritis seperti ini, bagus yg penting
terarah.” Itu ditanggapi serius dan meleset
dari Yonexus
Kornelis. “Kenapa ini Ayu Lestari merendahkan sekali
pekerjaan tukang ojek. Jangan terlalu merendahkanlah profesi orang. Karena belum
tentu kamu tidak butuh ojek.”
Merasa tertantang,
Ayu
Lestari mulai menangkis. “Bukan merendahkan, kapan saya
rendahkan?. Ini orang semua terlalu prematur merespon status. Analisamu
dimana, Yonexus Kornelis.” Lalu Yonexus
Kornelis menanggapi. “Seakan-akan toh tukang ojek itu tidak berpendidikan. Kalo
dibaca komentarta di atas. Bisa saja tukang ojek S1 (Strata 1, red). Terus ngojek untuk sampingan sambil mencari loker. Sekali ada
lowongan kerja jadi pemburu berita atau wartawan masa tidak diambil.” Yonexus
Kornelis
terus menegaskan. “Bacaki coment ta sendiri.”
Wao, wao wao, Ayu Lestari dan Yonexus Kornelis head to head soal wartawan dan tukan ojek, bahkan Ayu
membuat screenshoot atas komentar
yang telah dibuatnya. Iapun bertanya kepada Yonexus Kornelis. “Apa yg salah disini?” Lalu
Yonexus
Kornelis menanggapi dengan perbandingan. “Pernah dengar
kasusnya Habib Risiek yang di laporkan.
Dia cuma bilang Kapolda otak Hansip. Kira-kira
tidak beda dengan yang kita tulis. Janga mentang-mentang pekerjaanta
bagus kita anggapmi tukang ojek
orang tidak berpendidikan.”
Ayu
Lestari kembali menyanggah. “Ojek adalah pekerjaan,wartawan
adalah profesi. Kalau ojek jadi wartawan (prematur ya kan, tidak profesional) dan sebaliknya wartawan jadi
ojek tidak profesional. Tukang ojek pekerjaan bagus, wartawan juga
tugas mulia. Sepanjang masing-masing dijalankan dengan focus, itu no problem, tapi saat keduanya dicampur adukkan jadi tidak
profesional. Kesalahan argumentasi saya dimana? Pernah saya bilang tukang ojek itu tidak baik.”
Saling silang komentar antara Ayu Lestari dan Yonexus
Kornelis, cukup menarik, cukup peduli wartawan dan tukang ojek. Wow wow, bravo wartawan, bravo ojeker.
Wartawan tukang ojek atau tukang ojek
wartawan. Pastinya, wartawan naik ojek
boleh-boleh saja?
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar