Cari di Blog Ini

Followers

Friday, May 19, 2017

He He He, Jagad Medos Mamasa Heboh, Wartawan Naik Ojek?

Baca Juga

Postingan Ayu Lestari yang heboh di medos Mamasa
Postingan Ayu Lestari yang heboh di medos Mamasa
Mamasa – Pengguna Media Sosial  (Mesos) di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) memang kritis, cerdas dan menohok. Ada-ada saja postingan yang di-upload di  wall-nya. Mulai dari soal harga sayur mayur yang meroket karena jalan yang berlumpur hingga soal politik dalam suksesi  tahun 2018 di kabupaten berhawa  sejuk  ini.

Satu postingan yang cukup menarik dari fesbuker  Ayu Lestari, Rabu (17/05/2017) lalu, cukup menghentak netizen lainnya. Ayu dengan foto profil  wanita  berparas  cantik ini menuliskan.

“Satu atau dua mo sj wartawan di Mamasa, terlalu crowded wartawan di Mamasa sehingga berita2 yg sampaikan itu2 ji juga, satu SKPD hampir 20 wartawan msuk melakukan wawancara/konfirmasi. Biar mi banyak wartawan kalau wartawan2 profesional, ini banyak yg wartawan abal2, bukan lagi Kuli Tinta yg mencari, mengumpulkan dan menuliskan berita tetapi banyak mi yg dari kuli bangunan, kuli masak, ya berkuliaran (maksud sy berkeliaran).”

Itu kemudian ditanggapi  Rambalangi Mamasa. “HahAhaha....tonganna te pole tanta ayu-e.” Kemudian direspon  Alexander Saputra  dengan bahasa setempat. “Hahahha masak toa dari kuli bangunan.” Kemudian dijawab kembali  Ayu Lestari. “Ia pak Alexander Saputra, ada juga dari kuli motor, alias sima'ojek-ojek yolona ya simupa'mani'lengan mi kartu pers temo hahaha.”  Alexander Saputra menimpali kemudian.  “Hahahhaha tapi itu namanya  berubah profesi  tawwa, dan mungkin sudah melalui Pendidikan Jurnalis.” Dus, direspon lagi dengan pedas  Ayu Lestari . “Ah pendidikan profesi Jurnalis itu ada sertifikatnya masa' pendidikan jurnalisme yg kasi materi ketua komunitas ojek setempat (KOS), baru kemarin purnabakti di ojek besoknya langsung pergi ancam kepala dinas hahaha.”

Diskusi semi olok-olokan soala profesi wartawan ini  kemudian memunculkan Ketua Aliansi Wartawan Mamasa (Alwama),  Andi Waris Tala dengan  gaya menyiram bensi pada api. “Heheheeee Ayu Lestari saya kasih nilai 1000%.” Ayu Lestari  pun menjawan. “Nah kalau pak Andi Waris Tala ya memang wartawan super duper senior haha.”  Dijawan lagi Andi Waris Tala. “Hehehehe....!! Ayu tongan.”

Sikap Ayu Lestari yang  cukup keritis dan lucu menyoal  fenomena  terkini dari  profesi yang disebut-sebut “Pilar Demokrasi Ke-4” di ngara ini direspon  Aldrien Daud Pongsampe. Jarang-jarang  ada yang kritis seperti ini, bagus yg penting terarah.” Itu ditanggapi serius dan meleset  dari Yonexus Kornelis. “Kenapa ini  Ayu Lestari merendahkan sekali pekerjaan tukang ojek. Jangan terlalu merendahkanlah profesi orang. Karena belum tentu kamu  tidak butuh ojek.”

Merasa  tertantang, Ayu Lestari mulai menangkis.  “Bukan merendahkan, kapan saya rendahkan?.  Ini orang  semua terlalu prematur merespon status. Analisamu dimana, Yonexus Kornelis.” Lalu  Yonexus Kornelis  menanggapi. “Seakan-akan  toh tukang ojek itu tidak berpendidikan. Kalo dibaca komentarta di atas. Bisa saja tukang  ojek S1 (Strata 1, red). Terus ngojek untuk  sampingan sambil mencari loker. Sekali ada lowongan kerja jadi pemburu berita atau wartawan masa tidak diambil.” Yonexus  Kornelis  terus menegaskan. “Bacaki coment ta sendiri.”

Wao, wao wao, Ayu Lestari dan Yonexus Kornelis head to head  soal wartawan dan tukan ojek, bahkan Ayu membuat  screenshoot  atas komentar yang telah dibuatnya.  Iapun  bertanya kepada  Yonexus Kornelis. “Apa yg salah disini?” Lalu  Yonexus Kornelis  menanggapi dengan perbandingan. “Pernah dengar kasusnya  Habib Risiek yang di laporkan. Dia cuma bilang Kapolda otak  Hansip. Kira-kira tidak beda dengan yang kita tulis. Janga  mentang-mentang  pekerjaanta  bagus kita anggapmi  tukang ojek orang tidak berpendidikan.”

Ayu Lestari  kembali menyanggah. “Ojek adalah pekerjaan,wartawan adalah profesi. Kalau ojek jadi wartawan  (prematur  ya kan,  tidak profesional) dan sebaliknya wartawan jadi  ojek tidak profesional.  Tukang ojek pekerjaan bagus, wartawan juga tugas mulia. Sepanjang masing-masing dijalankan dengan  focus, itu no problem, tapi  saat keduanya dicampur adukkan  jadi  tidak profesional. Kesalahan  argumentasi  saya dimana?  Pernah saya bilang tukang ojek itu tidak baik.”

Saling silang komentar antara Ayu Lestari dan Yonexus Kornelis, cukup menarik, cukup peduli wartawan dan tukang  ojek. Wow wow, bravo wartawan, bravo ojeker. Wartawan tukang  ojek atau tukang ojek wartawan. Pastinya, wartawan naik  ojek boleh-boleh saja?

LS

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.