![]() |
H. Ramlan Badawi |
Untuk
kebaikan dan kemajuan Kabupaten Mamasa, kami sajikan secara bersambung bunga
rampai pemikiran Drs. H. Ramlan Badawi, MH yang diambil dari Buku "Drs. H.
Ramlan Badawi, MH. Harapan Mayarakat Mamasa Untuk Mandiri
Dalam Kehidupan Berkeadilan, Demokratis Dan Sejahtera" yang ditulis Taufik
AAS P dan Andi Waris Tala, bakal diterbitkan oleh Aliansi Wartawan Mamasa
(Alwama).
Redaksi
Sejarah tentang asal
usul orang Mamasa dan budayanya menjadikan daerah yang terletak di dataran
tinggi Pulau Sulawesi ini adalah yang cukup ternama di masa lalu. Nenek moyang
kita di Mamasa yang dulu masih kental dengan sebuta kawasan atau daerah Pitu
Ulunna Salu adalah moyang yang berdifusi secara luas ke seluruh suku-suku
bangsa di Pulau Sulawesi, khususnya pada Mandar, Bugis dan Makassar. Karena itu
memiliki akar budaya yang kuat.
Pada perisinsipnya
moyang orang Mamasa telah mengajarkan pola-pola kebersamaan dan
kegotongroyongan yang dikenal dengan istilah “Mesa Kada dipotuo, patang kada
dipomate.” Ini adalah nalar lokal yang memiliki akar yang kuat dan hidup dalam
diri orang-orang Mamasa. Menjadikan Mamasa daerah yang
kental persaudaraaannya satu sama lain. Sehinga tidak persoalan atau
permasalahan yang tidak dapat diselesaikan. Karena orang-orang Mamasa menjunjung tinggi norma-norma adat yang telah
melingkupinya secara turun temurun.
Baca Juga
Saya melihat hal ini
adalah kekuatan yang tidak ternilai harganya bila dikaitkan dengan upaya-upaya
percepatan pembangunan masyarakat Mamasa secara luas. Dimana dengan akar budaya
tersebut, pemerintah akan menempatkan dirinya sebagai inspirator dan motivator dalam pembangunan.
Tentunya dengan tetap kedepankan etika-etika budaya yang berkembang di
masyarakat, secara lansung dapat memberikan kesepahaman yang sama, bahwa masyarakat itu bukan semata-mata
sebagai obyek pembangunan, tetapi juga adalah bagian terpentig bagi kemajuan
daerah ini. Artinya, masyarakat ditempatkan sebagai pelibat dan juga adalah
pelaku pembangunan.
Membangun Mamasa dalam
bingkai budaya, itu adalah upaya-upaya pemerintah daerah membangun daerah ini
secara seutuhnya. Dengan kata lain, bahwa masyarakat yang sejatera itu, adalah
sejahtera secara penuh atas ketersediaan kebutuhan jasmani dan rohani.
Sebagai daerah yang
masih tergolong baru, Kabupaten Mamasa memang dalam posisi terbelakang dari sektor
real, terutama karena daerah yang berhawa sejuk ini belum memiliki infrastrktur
jalan yang optimal. Karena itu harus diakui, upaya-upaya produksi masyarakat
juga belum maksimal pula dalam mendapatkan hasil yang cukup. Karena itu
pemerintah daerah dengan dukungan pemerintah provinsi dan pusat berusaha secara penuh mencari cara
terbaik manata jalan menuju Mamasa.
Saya sebagai Bupati dan
Wakil Bupati beserta seluruh jajaran
pemerintah Kab. Mamasa memang merasakan “gerahnya” masyarakat karena jalannya
belum bagus. Gelombang aksi dan
demostrasi menuntut perbaikan jalan, memang terus berlansung. Aksi-aksi dan
demostrasi tersebut selain ditujukan kepada pemerintah kabupaten, pemerintah
provinsipun dikritik pedas oleh masyarakat. Saya kira itu adalah dinamika
masyarakat dengan tujuan yang sama dengan kami di pemerintahan. Inginkan Mamasa
yang lebih maju dan berkembang.
Karena Pemerintah
Kabupaten Mamasa dan masyarakat Mamasa adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Kita semua memiliki aliran darah yang sama
No comments:
Post a Comment
Komentar