Baca Juga
H. Ramlan Badawi |
Untuk
kebaikan dan kemajuan Kabupaten Mamasa, kami sajikan secara bersambung bunga
rampai pemikiran Drs. H. Ramlan Badawi, MH yang diambil dari Buku "Drs. H.
Ramlan Badawi, MH. Harapan Mayarakat Mamasa Untuk Mandiri
Dalam Kehidupan Berkeadilan, Demokratis Dan Sejahtera" yang ditulis Taufik
AAS P dan Andi Waris Tala, bakal diterbitkan oleh Aliansi Wartawan Mamasa
(Alwama).
Redaksi
Fenomena
kepemimpinan yang pro-rakyat adalah kepemimpinan yang memberikan
pelayanan, bukan kepemimpinan yang dilayani. Degan kepemimpinan bersatu dengan
rakyat, pemimpin harus mampu
berkomunikasi dengan masyarakat dengan banyak turun ke lapangan. Sehingga ia dapat memahami masala secara benar dan solusi
yang diberikan juga tepat.
Kita jangan terjebak dengan model kepemimpinan
yang hanya cukup dengan duduk di
belakang meja dan mengandalkan laporan para bawahan. Karena itu biasanya kurang utuh memahami masalah yang ada di masyarakat. Andaikata ada pemimpin
yang mengambil jarak dengan masyarakat yang dipimpinnya, dipastikan kurang
memiliki kepekaan empati sosial.
Saya berharap,
tidak ingin menjadi seorang
pemipin yang dijauhi oleh rakyat, karena tida merasakan ruh dan kehadiran
seorang pemimpin di tengah-tengahnya. Sebab kalau kehadiran saya tidak dirasakan oleh
rakyat Mamasa, berarti
sebagai seorang pemimpin saya telah gagal. Sebagai bupati saya harus merakyat dan masyarakat
tidak canggung untuk bertemu atau mengungkapkan masalahnya.
Saya percaya dan menyadari bahwa komunikasi itu penting untuk
mendapatkan umpan balik terhadap kebijakan yang saya lakukan, atau untuk
memahami masalah yang dihadapi rakyat. Ada kebiasaan-kebiasaan yang saya bangun sejak menjadi bupati pada tahun 2011 silam, bahwa pintu rumah
jabatan bupati terbuka lebar-lebar bagi
masyarakat, dimana mereka bisa berkomunikasi dengan bupati. Kita tidak
menginginkan adanya sekat pemisah antara masyarakat dan bupatinya. Karena
bupati juga adalah anggota masyarakat yang mendapatkan kepercayaan untuk
memimpin.
Untuk memahami masyarakat Mamasa arti
sesungguhnya, sebagai bupati saya tentu berinteraksi dan berkomunikasi secara
lansung dengan mereka, membicarakan
banyak hal tentang persoalan-persoalan yang dihadapi oleh mereka. Juga
membicarakan banyak hal untuk kemajuan
Mamasa. Interaksi dan komunikasi dengan masyarakat tersebut tidak ada aturan yang begitu formal dan
dimana saja, baik itu di tempat-tempat tertentu dalam pertemuan resmi, di
kantor, rujab dan sebagainya. Sebagai bupati saya harus setiap setiap saat bila
diperlukan. Karena dalam pemikiran saya dengan komunikasi yang baik dan dekat
dengan masyarakat, berbagai hal dapat dikerjakan.
Sebagai pemerintah dan rakyatnya, kita ingin selalu bersama rakyat Mamasa, menjadikan rumah jabatan adalah tempat yang teduh dan lapang bagi seluruh lapisan rakyat Mamasa. Siapa saja boleh berkunjung tanpa melalui aturan protokoler yang berlebih-lebihan
No comments:
Post a Comment
Komentar