Baca Juga
Kegiatan Hoax Buster di Matra |
Pasangkayu –
Kemunculan kata “Hoax” dipicu oleh perkembangan dunia maya (dumay) atau internet.
Makin berkembang dengan adanya piranti baru seperti facebook, whatsshap, tweeter dan semacamnya. Lalu
memunculkan jagad Media Sosial, dimana para warganet berinteraksi, bercakap, bersendagurau, saling
mengejek, saling memuji berlebihan (baca: “Sipatende-tende”) dan banyak
ragamnya.
Hoax itu sendiri adalah satu suku kata dalam
Bahasa Inggris, artinya tipuan, menipu. berita bohong, berita
palsu atau kabar burung . Hoax adalah kata yang berarti ketidak benaran
suatu informasi . Sedangkan definisi Hoax menurut wikipedia adalah; Sebuah
pemberitaan palsu adalah usaha untuk menipu atau mengakali
pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita
palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut
palsu.
Pada Kabupaten Mamuju Utara (Pasangkayu), Sulawesi Barat
(Sulbar) sentakan internet membuat masyarakat menjadi pecandu facebook dan sejenisnya. Itu
membuat luberan informasi lewat medsos masuk ke semua gadget. Karena itu
diperlukan kearifan dan sikap yang lebih dewasa dari masyarakat, agar tidak
terjebak lingkaran informasi yang berkonten hoax.
Lalu dibentuklah Hoax Buster pertama kalinya di kabupaten
ini lewat inisiasi Dinas Komunikasi dan Iformasi (Kominfo). Seperti dkatakan oleh Rahadian Subakti,
S.Kom, M.Pd, Kepala Persandian dan Statistik Dinas Kominfo, kalau pembentukan Komunitas Hoax Buster itu, langkah awalnya lewat jalur pendidikan
karena itulah yang paling efektif . Misalnya telah dilakukan SMA Negeri I, SMK
2 Pasangkayu , STIT DDI Pasangkayu dan SMPN I Pasangkayu.
“Tujuannya sebagai
bentuk pencegahan dini dampak hoax . Tentu dengan memberikan pengetahuan dengan
cara meningkatkan pemahaman dan pengertian tentang hoax. Sehingga pada muaranya nanti, masyarakat bijak dalam menggunakan media sosial,” kata Rahardian.
Dikatakan lebih lanjut oleh Rahardian, bahwa kegiatan
adala pertama kali ada di Sulbar dan akan terus berjalan karena itu sangat
dibutuhkan. Apalagi dalam situasi dan kondisi Mamuju Utara, dimana ada 14 etnis
ada di daerah, itu sangat rentan timbulkan problem yang dipicu penggunaan
Medsos yang tidak bijak. Termasuk dalam situasi politik yang mulai memanas
jelang Pemilihan Legislatif (Pileg) 2018 dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
2021 yang akan datang.
(kontribusi
Agus Riyadi/LS)
No comments:
Post a Comment
Komentar