Baca Juga
Kue Barongko alias Barongki |
SIDRAP – Kue Barongko merupakan makanan khas Bugis-Makassar
yang terbuat dari pisang
yang dihaluskan, lalu ditambahkan telur,
santan,
gula pasir,
dan garam.
Kemudian dibungkus daun pisang lalu dikukus. Jika sudah matang,
dimasukkan ke dalam kulkas.
Dahulu, Barongko disajikan sebagai hidangan
penutup bagi para raja Bugis. Selain itu juga sering disajikan saat
acara adat seperti sunatan, pernikahan, syukuran dan lain sebagainya. Hingga
kinipun Barongko masih biasa disajikan saat pesta adat. Bahkan cukup meramaikan
hari-hari raya besar, seperti pada Idul Adha 1439 H. di tahun 2018 Masehi ini.
Untuk membuat Barongko ini haruslah dikerjakan oleh orang yang
sudah berpengalaman. Dengan tujuan untuk mempertahankan kualitas rasa dan
kelezatan yang khas dari Barongko. Karena itulah Barongko tidak mudah dijumpai
di pasaran.
H. Gati, salah seorang pengemar Kue Barongko dari Desa
Allakuang Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap),
Sulawesi Selatan (Sulsel), katakana kue berbahan dasar pisang ini sudah lama
sekali yang diingatnya.
“Itulah kue kesukaan kita di sini, baik oleh yang muda maupun
yang tua, karena lembek dan enak,” tandasnya.
Tapi ada yang unik di hari raya tahun ini, sejumlah anak-anak
muda “proklamirkan” mengganti nama
“Barongko” menjadi “Barongki.” Perubahan nama
kue tradisional menurut generasi millennia ini, untuk lebih
“menyopankan” dalam berbahasa.
Pito, salah seorang generasi milenea yang ditemui di Kota
Rappang, katakana kalau dalam tradisi bahasa Indonesia di kalangan Bugis- Makassar,
kata ganti orang kedua tunggal biasa disebut “ki” atau “ko,” misalnya,
“makanki” atau “makanko.” Penggunaan kata “ki” menunjukkan lebih halus dari
kata “ki.” Karena “ki” dalam dialek Bugis-Makassar berarti “kita” sedangkan “ko”
berarti “kamu.”
“Makanya, Barongko itu dirubah menjadi Barongki, biar lebih
halus bahasanya, heheh,” tandas Pito.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar