Baca Juga
Samsudin, SH |
Peristiwa Gempa dan Sunami Palu dengan kekuatan 7.7 skala
richter meluluh lantahkan sebagian besar kota Palu dan sekitarnya. Waktu itu
hari Jumat, tgl 28 September 2018. dampak Gempa Donggaal dan Palu ikut berimbas
di provinsi Sulbar, khususnya Mamuju. Waktu itu, saya dan sahabat2 sedang
mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Gakkumdu dan Pendidikan Khusus Penyelidikan
dan Penyidikan Pemilu 2019 di Maleo Hotel lantai 2. Memasuki waktu sholat
Magrib, tiba2 Hotel Maleo bergoyang dan para penghuni Maleo saat itu berlarian
turun untuk menyelamatkan diri, termaksud kami yg saat itu sedang mengikuti
kegiatan.
Sesaat kemudian, saya mencoba mencari informasi krn saat itu
hp androidku ku lowbet dan hanya mengandalkan hp biasa. Melalui hp sahabatku
sesama Bawaslu aku mendapatkan informasi bhw gempa dgn kekuatan 7.7 SR berpusat
di Donggala, Provinsi Sulteng. Saat itu perasaan sdh bercampur aduk antara
tetap mengikuti kegiatan atau pulang.
Pada pukul 18.20 wita, hatiku makin kalut dan seakan
keluargaku memanggil pulang. Akhirnya sy mencoba meminta izin pada pimpinanku
agar bs pulang. Dengan izin itulah akhirnya kami bertiga bergegas pulang ke
tempat asal. Sepanjang perjalanan dari Mamuju terlihat pemandangan yg tdk
mengenakan krn warga pada mengungsi di pinggir2 jalan.
Ilustrasi (jawapos.com) |
Perjalanan Mamuju-Pasangkayu waktu itu sampai 6 jam, sekitar
pukul 01.30 wita, kami pun tiba dgn selamat di Pasangkayu, namun wkt itu sy
sendiri sdh tdk tenang ingin ke Palu dan tak satupun teman yg ingin menemani
krn alasan mereka juga khuatir dgn keluarganya. Dengan tdk tidur menunggu wkt
yg tepat, akhirnya pukul 05.45 wita sy putuskan meminjam motor untuk pergi
sendiri krn sy tau bhw dgn menggunakan motor dpt meminimalisir gangguan di
jalan.
Di perjalanan dari Pasangkayu menuju Palu pemandangan tak
berbeda yg sy lihat dari Mamuju ke Pasangkayu, warga pada mengungsi di tempat2
yg tinggi. Di sepanjang perjalanan Donggal-Palu sy makin kaget krn pasca gempa
dan sunami hampir seluruhnya porak-poranda dan masih bertebaran di sepanjang
jalan. Dalam perjalanan itu sy memohon keselamatan anak, istri dan keluarga
serta para saudara kita di Palu.
Dalam perjalanan itu sy melihat sejumlah mayat dan bangunan
serta mobil besar yg terseret Sunami. Laki-laki yg pantang meneteskan air mata
akhirnya benar2 menangis melihat peristiws itu, meski perjalanan itu sangat
susah menembus lokasi rumah yg hendak di tuju namun tekad sdh bulat, baik hidup
maupun mati. Pada pukul 08.15 wita, tiba di tempat tujuan sy pun sontak kaget
krn akses jalan terputus krn tanah jeblok turun hingga 10 meter, aspal
bergelombang setinggi mobil dan tiang2 listrik berjatuhan dan melentang ke arah
jalan.
Sepanjang mata memandang, Kelurahan Balaroa 95 persen rata dgn
tanah yh dulunya padat bangunan rumaj penduduk. Kelurahan Balaroa tepat
berdampingan dgn Sungai Manonda, Kelurahan Duyu. Sontak waktu itu sy menangis
dgn keras dan memanggi istri dan anak-anakku.
"Ya Allah kemana sudah stri dan anakku". Kalimat
itulah yg pertama keluar dari mulutku dgn penuh cemas dan tak berdaya dengan
tetesan air mata. Aku terus mencari dan mencari di sejumlah Kamp Pengungsian yg
satu ke yg lainnya. Ingin terus melangkah untuk mrncari namun kondisi BBM
kendaraan sdh sekarat dan tak satupun penjual BBM. Aku pun lelah dalam
pencarian, aku duduk termenung sendiri di pinggir jalan mencari istri dan
anakku pasca gempa. "Ya Allah kalau istri dan anakku msh hidup tlglah
pertemukan, aku lelah ya Allah".
Saat itu kembali bangkit dgn tubuh yg mulai putus asa mencari
dan hendak pergi ke tempat pencarian terakhir di stadiun Gawalise. Entah
bisikan apa, seakan aku di panggil masuk sebuah lorong yg diatasnya terdapat
lokasi pengungsian. Aku berbalik arah dan memutar kembali motorku yg sdh
sekarat.
Pada hari Sabtu, pukul 13.30 wita Alhamdulillah saat itu ku lihat sebuah motor merk sporty warna hijau milik anakku. Aku berucap" Ya Allah engkau memberiku petunjuk dan bertemu anakku, terima kasih ya Allah" aku pun menangis sambil memeluk anak-anakku dgn erat. (singkat cerita dari saya)
(sumber:facebook
SamJi Bao/LS)
No comments:
Post a Comment
Komentar