Cari di Blog Ini

Followers

Wednesday, June 26, 2019

Adam Kawilarang: Pergolakan Wacana Politik di Sosmed, Bisa Picu Kesadaran Demokrasi Masyarakat Pasangkayu?

Baca Juga

Adam Kawilarang bersama H. Yaumil Ambo Djiwa  (foto: fb Suhamin Rahim Kr. Sitaba)
Adam Kawilarang bersama H. Yaumil Ambo Djiwa  (foto: fb Suhamin Rahim Kr. Sitaba)




PASANGKAYU, LENTERASULAWESI – Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2020 mendatang, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar), kini mulai terserang diskusi di sosial media (Sosmed) khususnya facebook. Juga di kalangan penikmat kopi, wacana suksesi ada juga yang diperbincangkan.

Menurut  Suhami Rahim yang akrab disapa Adam Kawilarang, perbincangan politik soal suksesi tahun 2020 mendatang di Kabupaten Pasangkayu, itu adalah diskusi lepas dan penyegaran saja. Salah satu tujuannya adalah membuat suasana demokrasi lebih hidup. Atau bisa juga sebagai pancingan bagi masyarakat banyak untuk larut di dalamnya.

“Saya melihat diskusi politik terkait suksesi di Pasangkayu 2020 mendatang, yang tercemin di facebook dan warung-warung kopi, walaupun itu hanya pada kalangan tertentu. Orangnya itu-itu juga. Namun itu bisa mendorong akar rumput untuk mulai berpikir, bagaimana itu suksesi untuk masa depan. Sosok pemimpin yang bagaimana bagus untuk masa depan,” ujar Adam.

Lebih jauh Adam beberkan, kalau lontaran-lontaran diskursus politik Sosmed itu sifatnya insidentil. Misalnya di Kabupaten Pasangkayu ini, secara terus menerus pengguna Sosmed khususnya facebook melontarkan postingan di wall-nya soal calon-calon bupati dan wakil bupati pilihannya. Bagi masyarakat menurut Adam, itu tentunya baik dan terbuka untuk mengetahui lebih dalam sosok-sosok yang dipublish para facebooker. Dari sisi positifnya, yang bersangkutan semakin jelas jati dirinya. Kalau ia baik, tentu semakin baik di mata masyarakat.

Pada sisi lain menurut Adam pula, terbatasnya penggunaan Sosmed bagi masyarakat luas, membuat publishan di facebook misalnya, sedikit sempit ruang promonya. Bahkan sakin terbatasnya jagat dunia maya ini, hampir-hampir para agent –agent publisher dari calon-calon bupati maupun wakil bupati, orangnya itu-itu saja.

“Ini sepanjang pengamatan saya ya,” tandas Adam.

Adam juga melihat perlunya pengguna Sosmed bukan sekedar me-publish calon-calon bupati atau wakil bupati, tetapi lakukan juga covered potensi daerah yang perlu dikembangkan untuk masyarakat. Kemudian paralelkan dengan kemampuan sang calon. “Saya kira itu masyarakat akan tertarik, menyimak siapa sosok yang kita publish itu,” tutup Adam.
LS

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.