Cari di Blog Ini

Followers

Saturday, November 14, 2015

Riset Ekspresi Rakyat, Kandidat Nomor 3 Unggul dari Pesaingnya?

Baca Juga

Grafik serapan ekspresi rakyat terhadap kandidat bupati/wakil bupati Mamuju Utara



 Meskipu riset model ini tidak secanggih yang dilakukan oleh lembaga-lembaga survey ternama. Dimana instrument risetnya menggunakan banyak metode dan formula. Namun survey ekspresi rakyat atas dukungan pada kandidat yang maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), salah satu indikator pergerakan dukungan dan partisipasi rakyat dalam Pilkada.

Pada kurun waktu 21 Oktober hingga 5 November 2015, Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lenterasulawesi.com, melakukan riset mandiri dan partisipatoris berdasarkan feedback (tanggapan) masyarakat atas pergerekan kandidat dalam kampanye terbatas dan kunjungan sosialisasi lainnya dalam Pilkada Mamuju Utara (Matra).

Riset dilakukan dalam kurun waktu 25 hari, kalau disetarakan dengan riset canggih dari lembaga survey ternama, disebut  panel survey atau longitudinal, survei untuk mengukur opini publik yang dilakukan secara periodik (longitudinal). Berbeda dengan snapshot survei yang hanya mengukur opini publik dalam satu periode waktu, survei ini justru ingin melakukan survei secara periodik dalam jangka waktu terntu. Tujuan dari tracking survey adalah membandingkan dari satu waktu ke waktu lain, pergerakan opini publik. Panel survey  memotret opini publik, tetapi juga memotret  pergerakan dan perubahan opini publik. Bagaimana suara pemilih dari satu waktu ke waktu lain.

Bahan-bahan riset bersifat referensial, gambar statis (foto), gambar dinamis (filem), referesi maya dari diskusi antara warga melalui media sosial, fesebuk, tweter, BBM dan lainnya. Serta referensi partisipatoris hasil perbincangan warga di ruang-ruang publik, kantor-kantor, pasar, warung-warung kopi dan posko-posko pemenangan kandidat pada semua tingkatan.

Kemudian diperbandingkan dengan jiwa yang kemungkinan bakal berpartisipasi dalam Pilkada dengan rincian hasil  pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mamuju Utara (Matra), 2 Oktober 2015, menetapkan Daftar Pemilih Tetap  (DPT) atau Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP) sebanyak 92.006 jiwa yang terinci, laki-laki 48.191 jiwa, perempuan 43.815 jiwa. Kemudian pleno KPU 27 Oktober 2015 silam, menetapkan 1.550 jiwa Daftar Pemilih Tambahan (DFTb) yang terinci, laki-laki 819 jiwa, perempuan 731 jiwa. Maka secara nyata, rakyat  Matra yang bakal berpatisipasi dalam Pilkada serentak ini adalah 92.006 jiwa ditambah 1.550 jiwa yang tersebar pada 12 kecamatan yang dibagai dalam 4 zona Daerah Pemilihan (Dapil), masing-masing Kecamatan Sarjo, Bambaira dan Kecamatan Bambalamotu (Bambarasa), Kecamatan Pasangkayu, Pedongga dan Kecamatan Tikke Raya (Papeti), Kecamatan Baras, Bulutaba dan Lariang (Babula) serta Kecamatan Sarudu, Dapureng dan Duripoko (Sadadu).

Persebaran pemilih paling besar berada pada dapil  Papeti, Sadadu dan Bambarasa. Pada 3 dapil ini menjadi area pertarungan sengit, para kandidat untuk mendapatkan suara, hasil serapan ekspresi warga, pasangan kandidat nomor urut  3 dan 2 saling memintas. Pada Dapil Bambarasa, pasangan kandidat nomor urut 3 unggul tipis dar pasangan nomor 2, sementara pasangan nomor urut , dukungannya kecil di dapil ini.

Dalam dapil Papeti dengan jumlah jiwa kemungkinan memilih, paling besar, hasil serapan dari ekspresi warga, kandidat nomor urut 3 masih unggul tipis dari pesaingnya. Pada Dapil  inilah  menjadi penentu kemenangan dalam pilkada Mamuju Utara.

Sementara itu pada Dapil Sadadu, pasangan nomor urut 2 bisa unggul banyak dari pesaingnya. Meskipun prosentase kemanangannya bisa lebih besar namun tidak signifikan untuk memberi kemenangan secara keseluruhan dalam  pilkada.

Dalam simpulannya, lenterasulawesi.com yang menyerap ekspresi warga atas  dukungan terhadapan pasangan kandidat bupati/wakil bupati, didapatkan prosentase realistis. Pasangan nomor urut 1 hanya mampu maksimal pada posisi 12%, pasangan nomor urut dengan 32% dan pasangan nomor 3 sebanyak 38%. Sedangkan angka golongan abu-abu (golbu) sebanyak 18%, kemungkinan besar bersifat apatis dan tidak memilih.

Kemenangan pasangan nomor urut 3 yang hanya 6% dari pesaingnya, kelihatan kecil, hanya berkisar  3000 lebih suara dengan angka golbu 18%.  Namun jika membandingkan jumlah pemilih di Kecamatan Duripoku yang juga 3000 lebih. Kemenangan ini setaralah dengan satu kecamatan.

(Pabacaaan pemerkaya: www.indikator.co.id /Tim litbang lenterasulawesi.com)

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.