Baca Juga
Grafik serapan ekspresi rakyat terhadap kandidat bupati/wakil bupati Mamuju Utara |
Meskipu riset model ini tidak secanggih yang dilakukan
oleh lembaga-lembaga survey ternama. Dimana instrument risetnya menggunakan
banyak metode dan formula. Namun survey ekspresi rakyat atas dukungan pada
kandidat yang maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), salah satu
indikator pergerakan dukungan dan partisipasi rakyat dalam Pilkada.
Pada kurun waktu 21 Oktober hingga 5 November 2015,
Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lenterasulawesi.com, melakukan riset
mandiri dan partisipatoris berdasarkan feedback (tanggapan) masyarakat atas
pergerekan kandidat dalam kampanye terbatas dan kunjungan sosialisasi lainnya dalam Pilkada Mamuju Utara (Matra).
Riset dilakukan dalam
kurun waktu 25 hari, kalau disetarakan dengan riset canggih dari lembaga survey
ternama, disebut panel survey atau longitudinal, survei
untuk mengukur opini publik yang dilakukan secara periodik (longitudinal).
Berbeda dengan snapshot survei yang hanya mengukur opini publik dalam satu
periode waktu, survei ini justru ingin melakukan survei secara periodik dalam
jangka waktu terntu. Tujuan dari tracking survey adalah
membandingkan dari satu waktu ke waktu lain, pergerakan opini publik. Panel survey memotret opini publik,
tetapi juga memotret pergerakan dan
perubahan opini publik. Bagaimana suara pemilih dari satu waktu ke waktu lain.
Bahan-bahan riset bersifat referensial, gambar statis
(foto), gambar dinamis (filem), referesi maya dari diskusi antara warga melalui
media sosial, fesebuk, tweter, BBM dan lainnya. Serta referensi partisipatoris
hasil perbincangan warga di ruang-ruang publik, kantor-kantor, pasar,
warung-warung kopi dan posko-posko pemenangan kandidat pada semua tingkatan.
Kemudian diperbandingkan dengan jiwa yang kemungkinan
bakal berpartisipasi dalam Pilkada dengan rincian hasil pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mamuju
Utara (Matra), 2 Oktober 2015, menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) atau Daftar Pemilih Sementara Hasil
Perbaikan (DPSHP) sebanyak 92.006 jiwa yang terinci, laki-laki 48.191 jiwa,
perempuan 43.815 jiwa. Kemudian pleno KPU 27 Oktober 2015 silam, menetapkan
1.550 jiwa Daftar Pemilih Tambahan (DFTb) yang terinci, laki-laki 819 jiwa,
perempuan 731 jiwa. Maka secara nyata, rakyat
Matra yang bakal berpatisipasi dalam Pilkada serentak ini adalah 92.006
jiwa ditambah 1.550 jiwa yang tersebar pada 12 kecamatan yang dibagai dalam 4
zona Daerah Pemilihan (Dapil), masing-masing Kecamatan Sarjo, Bambaira dan
Kecamatan Bambalamotu (Bambarasa), Kecamatan Pasangkayu, Pedongga dan Kecamatan
Tikke Raya (Papeti), Kecamatan Baras, Bulutaba dan Lariang (Babula) serta
Kecamatan Sarudu, Dapureng dan Duripoko (Sadadu).
Persebaran pemilih paling besar berada pada dapil Papeti, Sadadu dan Bambarasa. Pada 3 dapil
ini menjadi area pertarungan sengit, para kandidat untuk mendapatkan suara,
hasil serapan ekspresi warga, pasangan kandidat nomor urut 3 dan 2 saling memintas. Pada Dapil
Bambarasa, pasangan kandidat nomor urut 3 unggul tipis dar pasangan nomor 2,
sementara pasangan nomor urut , dukungannya kecil di dapil ini.
Dalam dapil Papeti dengan jumlah jiwa kemungkinan
memilih, paling besar, hasil serapan dari ekspresi warga, kandidat nomor urut 3
masih unggul tipis dari pesaingnya. Pada Dapil
inilah menjadi penentu kemenangan
dalam pilkada Mamuju Utara.
Sementara itu pada Dapil Sadadu, pasangan nomor urut 2
bisa unggul banyak dari pesaingnya. Meskipun prosentase kemanangannya bisa
lebih besar namun tidak signifikan untuk memberi kemenangan secara keseluruhan
dalam pilkada.
Dalam simpulannya, lenterasulawesi.com yang menyerap
ekspresi warga atas dukungan terhadapan
pasangan kandidat bupati/wakil bupati, didapatkan prosentase realistis.
Pasangan nomor urut 1 hanya mampu maksimal pada posisi 12%, pasangan nomor urut
dengan 32% dan pasangan nomor 3 sebanyak 38%. Sedangkan angka golongan abu-abu
(golbu) sebanyak 18%, kemungkinan besar bersifat apatis dan tidak memilih.
Kemenangan pasangan nomor urut 3 yang hanya 6% dari
pesaingnya, kelihatan kecil, hanya berkisar
3000 lebih suara dengan angka golbu 18%.
Namun jika membandingkan jumlah pemilih di Kecamatan Duripoku yang juga
3000 lebih. Kemenangan ini setaralah dengan satu kecamatan.
(Pabacaaan pemerkaya: www.indikator.co.id /Tim litbang
lenterasulawesi.com)
No comments:
Post a Comment
Komentar