Baca Juga
Warga dan Kades Lariang adu argumen di depan DPRD (Foto: Ardi J) |
Mamuju Utara
- Rapat Dengar
Pendapat (RDP) Komisi I DPRD Mamuju Utara(Matra) antara puluhan warga Desa
Lariang, Kecamatan Tikke Raya, bersama Kepala Desanya di ruang aspirasi senin
(21/3) berlangsung sengit.
RDP ini
merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat pada Jumat (18/3) terkait tidak
meratanya penyaluran bantuan bencana alam yang terjadi di Desa Lariang serta
pencoretan profosal bantuan ternak warga yang dilakukan oleh Kepala Desa.
Salah satu
perwakilan warga, H. Nonci menyampaikan, tidak meratanya bantuan korban bencana
banjir di Desa Lariang yang disalurkan melalui pemerintah desa setempat. Bahkan
dibagikan setelah persoalan itu dilaporkan di DPR
pada Jumat (18-red).
Menanggapi
lambatnya pendistribusian bantuan tersebut, Idris, selaku perpanjangan tangan
pemerintah desa menyampaikan, lambatnya distribusi bantuan di wilayah dusunnya
karena ada uzur. Ia keluar daerah karna salah satu
keluarganya berduka.
Jalannya
rapat mulanya adem- adem saja. Mulai sengit setelah warga kembali membeberkan
persoalan pencoretan profosal kelompok ternak warga yang dilakukan oleh Kepala
desanya dengan indikasi sentimen politik.
Salah satu
anggota kelompok, Daeng Nompo, yang namanya ikut tercoret dalam profosal
tersebut menyayangkan sikap kadesnya yang terkesan tidak profesional, dimana
dalam kelompok tersebut nama Camat Tikkeraya juga ikut dicoret oleh si
kades.
Menepis
aduan warga, Kepala Desa Lariang, Andi Firdaus, yang juga turut undangan
tersebut berdalih bahwa warga yang mengajukan profosal tersebut tidak layak
diberi bantuan sebab tidak memenuhi syarat sebagai seorang peternak dimana
katanya tak memiliki lahan sejengkalpun.
"Kenapa
saya coret, karna tidak memenuhi syarat, yakni tidak memiliki sejengkal lahan
di Desa Lariang. Dia hanya seorang sopir taksi Palu- Baras," berang Kades
dengan nada tinggi sembari menunjuk ke arah kelompok warga.
Namun alasan
Kades ini terbantahkan setelah Parman, salah satu kepala dusun di Desa Lariang,
membeberkan pernyataan kades sebelumnya yang menyatakan mencoret nama dalam kelompok
tersebut sebab tidak searah saat pilkada 9 Desember lalu.
"Politik
itu sudah berakhir di 10 desember, tapi kok pak kades masi ungkit persoalan
itu. Pak Kades bilang, mereka ini bukan orangnya kita kemarin, dia berbeda
pilihan dengan kita," katanya meniru kalimat kades.
Mendengar
penjelasan masyarakat dalam rapat tersebut, anggota Komisi I DPRD Matra, Ikram
Ibrahim, yang memimpin jalannya rapat berusaha menengahi dengan merinci satu
persatu akar persoalan itu dan meminta agar kades tetap mengedepankan
kewenangannya dengan baik.
"Kami
minta kades menggunakan kewenangannya dengan baik. Bina masyarakatnya, sebab
kemana lagi mereka mengadu jika tidak pada pemerintah,"tutup Ikram.
( A R D I. J)
No comments:
Post a Comment
Komentar