Baca Juga
Musda I AMAN Pitu Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean |
Mamasa - Musyawarah Daerah (Musda) I (Pertama) Aliansi Masyarakat Adat Nasional
(AMAN) Pitu Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean yang dilaksanakan pada Tanggal 22 hingga 23 Juli 2016 di Mamasa, berlansung dengan baik dan saman. Juga telah mengukuhkan konfigurasi kepengurusan yang refesentatif di Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) sebagai daerah kawasan adat yang terkemuka.
Dalam press release yang disampaikan ole h AMAN, bahwa dalam
Musda tersebut telah menetapkan 11 orang Dewan
AMAN (urutan 1 - 11 dari kanan), 1 orang Dewan Wilayah AMAN Pitu Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean
yang akan mewakili wilayah kehadatan Pitu Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean Pusat dan 1 org Badan Pekerja Harian AMAN di Mamasa.
“Sebelas (11) orang Dewan AMAN dan 1 org Badan Pekerja Harian
dipilih oleh 20 Komunitas Adat yang sudah terdaftar di AMAN Pusat. Namun yang diri 19 Komunitas adat , karena komunitas
adat Matangnga Andiri Tateppon tidak mengirim utusannya. Setelah ke 11 Dewan AMAN Pitu
Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean terpilih, sesuai dengan tata tertib sidang, maka ke
11 orang Dewan AMAN secara aklamasi menunjuk Pasamboan Pangloli, ST sebagai
Dewan Wilayah AMAN yang mewakili Pitu
Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean di AMAN Pusa,” dalam press release tersebut.
Diuraikan lebih lanjut dalam press
release bahwa selain itu juga, 11 Dewan AMAN secara musyawarah dan mufakat sesuai dengan suara terbanyak menetapkan Obednego Depparinding sebagai Ketua Dewan AMAN Daerah, Dermawan
Mangoli & Ludya Pasamboan sebagai
Wakil Ketua. Badan Pekerja Harian AMAN Daerah terdiri dari 3 calon yg sebelum
dipilih oleh 19 Komunitas adat yang hadir, ke 3 calon tersebut sebelumnya menyampaikan
visi dan misi. Yang terpilih sebagai BPH adalah Imanuel P. Bombong.
Melalui personal facebook (PF) juga
Dewan Wilayah AMAN terpilih Pasamboan
Pangloli (Tomakaka Messawa) katakan tentang bagaimana hubungan antara AMAN Daerah dan Lembaga Adat yang
sudah dibentuk. Dengan arif dan bijaksana disampaikannya bahwa Aliansi Masyarakat Adat Nasional
sudah terbentuk sebelum terbentuknya
Kabupaten Mamasa sedangkan Lembaga Adat dikukuhkan oleh Bupati baru Tahun 2015
lalu.
“Kita harus berpegang pada maksud
dan tujuan pendirian Lembaga Adat Mamasa sesuai dengan
penegasan Bapak Bupati saat pelantikan bahwa yang
dilantik sebagai Lembaga Adat Mamasa bukan adat .
“Aka
lamabusung tau ke mallantik ada',
jadi yang saya lantik di sini adalah pengurus lembaga adat yang
berfungsi sebagai motivator, konsolidator dan
fasilitator yg akan turun ke komunitas-komunitas adat yang
ada di wilayah Pitu
Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean untuk menggerakkan, mendukung dan memotivasi
semua komunitas adat sehingga komunutas adat dapat lebih hidup," kata bupati yang ditirukan oleh Tomakaka
Messawa.
Lanjut dijelaskan
oleh Pasamboan Pangloli bahwa Aliansi Masyarakat Adat Nasional
akan tetap berjalan
sesuai AD/ARTnya dan tentunya akan lebih
hidup apabila ditopang oleh Lembaga Adat Daerah yang sudah dibentuk
sesuai dengan amanah
yang telah disampaikan oleh Bapak Bupati.
"Sebagai Dewan Wilayah AMAN, saya berpesan kepada 11
tomatua
terpilih. Laksanakan program-program yang telah
kita bahas dan sepakati di Musda I AMAN. Hidupkan kembali
komunitas-komunitas adat yang sudah mulai terkontaminasi
atau luntur oleh adat dan kebiasaan yang berasal
dari l uar. Juga mendorong komunitas-komunitas adat yang
belum memiliki ketua adat
atau pemangku adat untuk menentukan dan menetapkan ketua adat
atau pemangkuh adat di wilayah keadatannya sesuai kriteria
adat kebiasaat komunitas setempat".
Ditekannya pula untuk Lembaga Adat Mamasa untuk
tetaplah bekerja sesuai dengan
amanah yang disampaikam oleh Bapak Bupati yaitu sebagai MOTIVATOR, KONSOLIDATOR dan FASILITATOR
komunitas ada t yang ada di Pitu Ulunna Salu Kondo Sapata Wai Sapalelean.
LS