Cari di Blog Ini

Followers

Tuesday, November 15, 2016

Tunda Paripurna Laporan Pansus LKPJ dan Silpa T.A. 2016, Dewanda Mamasa Dapat Gunjingan Tak Sedap di Medsos?

Baca Juga



Parpurna yang diwarnai kursi kosong (foto: fb Hapri Nelpan)
Parpurna yang diwarnai kursi kosong (foto: fb Hapri Nelpan)
Darman Ardy:  “Hanya 10 persen  DPR kita yang fokus pada  mekanisme kedewanan”

Mamasa – Dewan Perwakilan Daerah (Dewanda)  Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) lagi-lagi dapat gunjingan tak sedap dari pengguna Media Sosial (Medsos). Itu terjadi  kemarin, Senin (14/11/2016), gara-gara penundaan  rapat Paripurna  laporan Pansus  LKPJ dan Silpa  Tahun Anggaran  (TA) 2016.

Seorang pengguna personal facebook (PF) Hapri Nelpan  lontarkan postingan.“Rapat Paripurna Laporan Pansus LKPJ & Pansus Silva ditunda lantaran tidak korum. Apakah  faktor  penyebabnya?”  Mari mengamati. Kemudian  melengkapinya dengan 3 foto ruang  paripurna Dewanda Mamasa yang hanya berisi kursi-kursi kosong. Itu cukup memancing fesbuker lainnya untuk berkomentar.   

Akun  Muhammad  Sapri  Malik lontarkan komentar  memancing.  “Kalau tidak salah  penundaannya  sudah berkali-kali,  akibat tidk qorum."  Ada apa dengan DPRD  kita. Selamat bekerja teman-teman  wartawan.”  Itu kemudian dijawab oleh  Tambryn Nekad'zt.  “Kayaknya  ada indikasi haha.”

Berikutnya  adalah  tanggapan  panjang  dari Abdul Corel Rahman yang menuliskan.  “Mungkinkah  karena  anggota dewan yang  pro memilih wakil bupati  baru komitmen untuk menuntaskan terlebih dahulu pelantikan ketimbang urusan lain. Memang  sebaiknya DPRD  Mamasa tertib menjalankan amanah  termasuk menepati tuntutan para pengunjuk rasa yang  menyegel kantor dewan untuk  tidak melakukan rapat-rapat  sebelum Bonggalangi dilantik. Hak konstitusi  rakyat  Mamasa untuk memiliki wakil bupati jangan disandera.” Terus mendapat komentar dari Pramudya Sulbar. “Sudah berbiji tapi belum matang.” Disambung kemudian  Manasye Paturu.  “Mungkin karena belum jelas.”

Berikutnya komentar-komentar pengguna Medsos bergeser ke arah politik. Ichal Landolalan  tuliskan. “Mereka  pada sibuk pesta politik Sulbar.” Itu kemudian direspon  Darman Ardy.  “DPRD Mamasa  tidak  fokus  lagi pada tugas pokonya. Para bapak-bapak kita  ini  telah bercerai berai, berkelompok-kelompok sibuk pada urusan sendiri sendiri. Hanya 10persen  DPR kita yang fokus pada  mekanisme kedewanan.” Disambung kemudian oleh Rudolf Arnold. “Itulah warna-warni dunia politik di Mamasa le. Mau-mau saya dong.”

Sisi berikutnya Michael Agsan berkomentar.  Inti pengamatanku  banyak  yang alpa hahaha.” Kemudian dilanjutkan oleh Andar Bandangan.  “Wait and see. Show must go on! Gak peduli. Apa kata dunia!” Terus direspon Bernard Mamasa. “DPRD seharusnya profesional.” Ditambah lagi oleh Antho Demallolongan. “Seharusnya  akan  selalu solid dalam melaksanakan tugasnya.”

Walau hanya selentingan lewat dunia maya (dumay), tetapi  Dewanda  Mamasa sejatinya harus juga memulung suara-suara rakyat tersebut. Karena mereka duduk  dengan  sebutan “Dewan Terhormat”  karena mereka-mereka itu yang memilihnya.
LS  

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.