Baca Juga
Parpurna yang diwarnai kursi kosong (foto: fb Hapri Nelpan) |
Mamasa – Dewan Perwakilan Daerah (Dewanda) Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) lagi-lagi
dapat gunjingan tak sedap dari pengguna Media Sosial (Medsos). Itu terjadi kemarin, Senin (14/11/2016), gara-gara
penundaan rapat Paripurna laporan Pansus LKPJ
dan Silpa Tahun Anggaran (TA) 2016.
Seorang pengguna personal facebook (PF) Hapri Nelpan lontarkan postingan.“Rapat Paripurna Laporan Pansus
LKPJ & Pansus Silva ditunda lantaran tidak korum. Apakah faktor penyebabnya?” Mari mengamati. Kemudian melengkapinya dengan 3 foto ruang paripurna Dewanda Mamasa yang hanya berisi
kursi-kursi kosong. Itu cukup memancing fesbuker lainnya untuk berkomentar.
Akun Muhammad Sapri Malik lontarkan
komentar memancing. “Kalau tidak salah penundaannya sudah berkali-kali, akibat tidk qorum." Ada apa dengan DPRD kita. Selamat bekerja teman-teman wartawan.” Itu kemudian dijawab oleh Tambryn Nekad'zt. “Kayaknya ada indikasi haha.”
Berikutnya adalah
tanggapan panjang dari Abdul Corel Rahman yang menuliskan. “Mungkinkah karena anggota
dewan yang pro memilih wakil bupati baru komitmen untuk menuntaskan terlebih
dahulu pelantikan ketimbang urusan lain. Memang sebaiknya DPRD Mamasa tertib menjalankan amanah termasuk menepati tuntutan para pengunjuk rasa
yang menyegel kantor dewan untuk tidak melakukan rapat-rapat sebelum Bonggalangi dilantik. Hak konstitusi rakyat Mamasa
untuk memiliki wakil bupati jangan disandera.” Terus mendapat komentar dari Pramudya Sulbar. “Sudah
berbiji tapi belum matang.” Disambung kemudian
Manasye Paturu. “Mungkin karena belum jelas.”
Berikutnya komentar-komentar pengguna Medsos
bergeser ke arah politik. Ichal Landolalan tuliskan. “Mereka pada sibuk pesta politik Sulbar.” Itu kemudian
direspon Darman Ardy. “DPRD Mamasa tidak fokus
lagi pada tugas pokonya. Para bapak-bapak
kita ini telah bercerai berai, berkelompok-kelompok
sibuk pada urusan sendiri sendiri. Hanya 10persen DPR kita yang fokus pada mekanisme kedewanan.” Disambung kemudian oleh Rudolf Arnold. “Itulah
warna-warni dunia politik di Mamasa le. Mau-mau saya dong.”
Sisi berikutnya Michael Agsan berkomentar.
Inti pengamatanku banyak yang
alpa hahaha.” Kemudian dilanjutkan oleh Andar Bandangan. “Wait and see. Show must go on! Gak peduli.
Apa kata dunia!” Terus direspon Bernard Mamasa. “DPRD seharusnya
profesional.” Ditambah lagi oleh Antho Demallolongan. “Seharusnya akan selalu solid dalam melaksanakan tugasnya.”
Walau hanya selentingan lewat dunia maya (dumay),
tetapi Dewanda Mamasa sejatinya harus juga memulung suara-suara
rakyat tersebut. Karena mereka duduk
dengan sebutan “Dewan Terhormat” karena mereka-mereka itu yang memilihnya.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar