Baca Juga
Musawir Azis Isham |
Buku setebal
194 halaman tersebut bertutur tentang sosok Musawir Azis Isham, pribadi yang
akrab dengan masyarakat Matra. Meski usianya terbilang muda, lahir 15 Agustus
1974. Musawir adalah the rising star
dari sekian banyak pejuang-pejuang pembentukan Kabupaten Pasangkayu yang kini
dikenal sebagai Kabupaten Matra.
Melepas masa
indahnya sebagai aktvis mahasiswa, Musawir memasuki dunia rakyat menjadi
wirastawan. Kemudian melangkah ke dunia politik dengan menjadi anggota DPRD
Kabupaten Matra. Di dunia politik ia memang memiliki talenta yang bagus, dengan
gaya yang plog-plongan, apa adanya, bicara dengan modalitas rendah membuat
rakyat menyukai sosoknya. Tidak heran ia adalah legislator dengan pilihan
suara terbanyak pada Pileg 2004 lalu.
Sebagai
aktvis mahasiswa, mantan ketua Himpunan Mahasiswa Pelajar Mamuju (Hipermaju),
Musawir adalah pejuang rakyat, bekerja di atas panduan nurani keyakinan.
“Saya adalah
hamba Allah, menjejakkan kaki ini di bumiNya. Mencari nilai-nilai kehidupan,
meniti jalan kebenaranNya. Diri ini termenung dan tafakur, maka pada sebuah
cela tampak titik demi titik dan hingga sebuah bisikan ke telinga, kamu adalah
Musawir Azis Isham. Sanggupkah mengembang anamah yang kesatria. Tidak sulit
wahai seorang lellaki karena kamu memliki nurani.”
Begitu
sarikutif dari dari sekapur sirih Musawir dalam buku yang berisi
testimoni-testimoni tentang Matra dan dirinya tersebut. Sebuah kesiriusan
tingkat tinggi untuk mengabdi pada kebenaran dan nurani.
Dari
lembar-lembar buku “Sinar Terang dari Utara” Musawir urai sejarah pembentukan
Matra, dimana perjuangan itu murni sebuah gerakan nurani untuk kemajuan tanah
tumpah darah. Untuk mewujudkan kemajuan bersama bagi rakyat Matra, tidak ada
gunung yang tinggi, laut dalam diseberangi. Dan Tuhan mendengar harapan,
melihat keringan para pejuang Matra, terbentuklah secara otonom dengan nama
Kabupaten Mamuju Utara, paling ujung utara Sulawei Barat
Setelah
terbentuk menjadi sebuah kabupaten, perjuangan bagi Musawir belumlah usai.
Kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat Matra, masih mencubit-cubit
nuraninya. Ia pun mengabdikan diri melalui jalur parlemen. Di gedung wakil
rakyat inilah Musawir dengan konsisten terus memperjuangkan rakyat, menjadi
partner pemerintah menelorkan program-program untuk kepentingan publik.
Meskipun
dirinya partner pemerintah, Musawir bukanlah legislator penurut pada
kepentingan kekuasaan semata. Naluri interupsi yang menjadi cirinya ketika
masih menjadi pejuang jalanan di era mahasiswa, tidak pernah lekang. Zero
tolerance, bila rakyat dipermainkan, dijanji apalagi mencokot nama rakyat untuk
kepentingan pribadi dan kelompok.
Sebagai
legislator yang paham desah dan kegelisahan rakyat, Musawir tampil plamboyan di
tengah masyarakat. Hijrahnya dari Partai Golkar ke Demokrat turut memberi warna
bagi partai berciri biru tersebut. Perolehan suara partai besutan SBY tersebut
cukup signifikan mengantarkan dirinya ke kursi wakil ketua DPRD Matra.
Pada posisi
pimpinan DPRD, Musawir masih seperti yang dulu, tetap greget pada hal-hal
kemasyarakat. Tidak heran dimana dia berada orang-orang pada datang, sekedar
berkeluh kesah, atau menemaninya berdiskusi hingga pagi di rumahnya yang memang
pintunya terbuka lebar selalu untuk rakyat.
Atas sikap, komitmen, kecerdasan dan perjuangannya di masa lalu untuk Matra, Musawir adalah simpul harapan masyarakat. Untuk sebuah langkah maju bagi Matra ke depan.
(Sumber: http://indonesiana.tempo.co)
No comments:
Post a Comment
Komentar