Cari di Blog Ini

Followers

Monday, March 20, 2017

Overpass 3,6 Kilometer Antisipasi “Pergerakan Ular” di Tikke?

Baca Juga



Budiansya, ST dan ilustrasi pembangunan overpass
Budiansya, ST dan ilustrasi pembangunan overpass
Matra – Ciri khas jalan negara di Tikke, sepanjang perkebunan sawit adalah terlipat dan berombak. Seolah-olah ada ular  besar  yang selalu bergerak menggoyang tanah di bawah jalan. Karena itu jalan di Kecamatan Tikke Raya, Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Sulawesi Barat (Sulbar) ini tidak pernah enak dilalui. 

Antisipasi  “pergerakan ular”  tersebut, pemerintah akan segera membangun jalan layang  (overpass) sekitar 3,6 km, dengan nama paket ruas jalan Pasangkayu-Baras (Tikke). Ruas jalan tersebut adalah trans Sulawesi yang menghubungkan wilayah Kabupaten Matra dengan Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng).

Overpass  ini akan dibiayai  dengan anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) tahun 2017 sebesar Rp, 200 miliyar. Pelaksana kegiatan adalah Balai Jalan Nasional dengan nama kegiatan pembangunan ruas jalan Pasangkayu - Baras (Tikke) itu. Proyek rekunstruksi ruas jalan nasional  trans Sulawesi itu akan ditenderkan bulan April 2017.

Terkait pembangunan overpass ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Matra, Budiansya, ST, pemerintah  kabupaten sangat  mendukung karena ini kepentingan masyarakat. Menurut Budiansya  yang ditemui pada kegiatan Jumat  Bersih (17/03/2017) pekan lalu di area Masjid Madaniah Pasangkayu. Jalan  layang  tersebut benar akan dibangun sesuai kebutuhan masyarakat yang tentu tidak menganggu arus transporatis.

“Karena pembangunan dilakukan  pemancangan  tiang, jadi kendaraan boleh lewat dibawa sambil dikerjakannya,” kata Budiyansa.

Dipaparkan lebih lanjut oleh Budiansya, pembangunan jalan  layang tersebut  merupakan  tanggung jawab pusat melalui  Satker Balai Jalan Nasional. Namun azas manfaatnya  lebih banyak  ke  masyarakat  Matra.

“Pihak pelaksana Satker, PPTK dan kontraktor  sudah berkordinasi. Kegiatan ini multi years. Juga kami koordinasikan situasi jalan di sana, struktur  tanah tidak padat. Sehingga  alternatifnya harus dibangun jalan layang,” tambahnya.
 
Budiansya, katakan pula bahwa teknis  pembangunan jalan layang, adalah jalan dinaikkan  menggunakan tiang  penyangga,  seperti  pemancangan kaki seribu setiap empat meter. Katanya ini menyerupai  jalan layang  di kota-kota besar.


Karena  jalur  jalan layang  tersebut  melalui  area  perkebunan  PT Astra Agro Lestari Group. Ada  ratusan  pohon  kelapa  sawit yang harus ditebang. Karena itu perlu koordinasi dengan pihak-pihak terkait tersebut.
(kontribusi Arif/LS)

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.