Baca Juga
H. Yaumil Ambo Djiwa dan H. Agus Ambo Djiwa |
Pasangkayu – Mamuju Utara (Matra) yang sebentar lagi jadi Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat
(Sulbar), Kabupaten ujung utara Sulbar yang melintang di tepian Selat Makassar, kini
telah menapaki usia ke-14. Menjadi daerah tumbuh pesat dengan pengembangan yang
signifikan di segala sektor. Pada tahun 2013, 2014 silam, pernah menjadi daerah
dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi
secara nasional.
Laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di segala sektor di era
kepemimpinan Bupati Ir. H. Agus Ambo Djiwa, dan Drs. H. Muhammad Saal kini, kabupaten
penghasil sawit ini keluar dari
lingkaran kategori tertinggal. Penataan Kota Pasangkayu, cavital city kabupaten, dengan konsep tata ruang berdimensi budaya dan
wisata, manjakan masyarakat dengan ruang publik pada tiga ikon utamanya,
Bundaran Smart, Masjid Madaniah dan Jembatan Merah Pasangkayu (JMP), serta akan
menyusul kemudian Pantai Vovasanggayu.
Gerak pembangunan di Kabupaten Pasangkayu hingga kini, tidak lahir
secara instan gampang. Karena sebelumnya, daerah ini adalah daerah terisolir,
daerah pembuangan, tempat penyeludupan
kopra lewat pantai-pantainya yang panjang, masyarakatnya terbelakang dengan
ekonomi yang minim.
“Karena itu, kita harus berubah, perjuangkan daerah ini, perjuangkan rakyatnya. Harus kerja
keras secara bersama di tengah-tengah keberagaman kita di Mamuju Utara ini,” begitu dikatakan oleh Bupati H Agus Ambo
Djiwa kepada wartawan, Jumat (14/04/2017) lalu di lokasi pameran pembangunan
HUT ke-14 Matra.
Review perjuangan daerah ini, secara seremoni terungkap dalam napak tilas HUT ke-14, Minggu
(16/042017. Sebuah reuni sejarah,
masyarakat dan anggota Komite Aksi Pembentukan Kabupaten Pasangkayu (KAPKP) dan jajaran pemerintah long march dari Sarudu, tanah
kelahiran inisiator Yaumil Ambo
Djiwa, dimana dimulainya perjuangan
pembentukan kabupaten ini, menuju Kota Pasangkayu.
Dalam sejarah, pembentukan Kabupaten Pasangkayu digagas, H. Yaumil Ambo Djiwa yang mengkosolidasi dan
sosialisaikan di tengah masyarakat, kala
itu beliau adalah adalah Kepala Desa
Sarudu. Sementara Ir. H. Agus Ambo Djiwa, MP, di bidang diplomatik di jalur
birokrasi untuk meyakinkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kala itu, ia juga Ketua KAPKP.
Selain Ambo Djiwa bersaudara tersebut, tokoh penting dalam KAKP tersebut, Azis Isham, Yusuf Suli, L Kamal, Rahmat K. Turusi, Uksin Djamaluddin, Aziz Yanbu, Aqwam Tauhid, Musawir A. Isham, dan Yunus Alsam serta sejumlah tokoh lainnya.
Kepada wartawan di sela-sela napak tilas tersebut, H. Yaumil
Ambo Djiwa katakan, kalau sejak awal perjuangan nama Pasangkayu diusulkan
menjadi nama kabupaten. Namun karena faktor politik kala itu membuat nama
Mamuju Utara secara resmi menjadi nama kabupaten bersamaan dengan Kabupaten
Luwu Timur, Sulsel.
“Itu juga sebagai syarat admistrasi pembentukan Provinsi
Sulawesi Barat,” kata sang inisiator perjuangan ini pada media OL
transtipo.com.
Sementara itu menurut Bupati H.
Agus Ambo Jiwa, di kegiatan yang sama
uraikan bahwa napak tilas ini bertujuan
untuk mengenang perjuangan Pembentukan Kabupaten Pasangkayu. Untuk mengenang
kebersamaan kita selama 14 tahun.
“Diharapkan mampu memotivasi daya juang demi mengisi
pembangunan daerah kita tercinta Pasangkayu yang lebih maju,” ujar Agus pada transtipo.com
Bupati Matra (Pasangkayu) juga tegaskan, proses perjalanan Kabupaten Matra sampai jelang
usianya ke-14 ini tonggak perjuangan
berawal dari Sarudu pada tanggal 18
April Tahun 2000. Dirincikannya, perjuangan
pembentukan kabupaten, ia da semua yang
terlibat bekerja selama 2 tahun 7 bulan
9 hari dan disyahkan pada tanggal 7 Januari 2003 silam.
(berbagai sumber,LS)
No comments:
Post a Comment
Komentar