Baca Juga
H.M. Said Sanggaf (foto: ist) |
Mamasa –
Mantan Bupati Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) yang pertama, DR. H. MuhammadSaid Sanggaf, M.Si yang ditemui Pangkali, Rambusaratu, Mamasa, Jumat (12/05/2017)
berikan komentar perbandingan antara Mamasa dulu dan sekarang. Menurutnya,
kabupaten berhawa sejuk ini mengalami stagnasi
dari berbagai sektor.
Menurut H. Said
yang kelahiran, Buntu Buda, Mamasa, kalau mereview 8 tahun yang silam, di masa ia masih memimpin Kabupaten Mamasa,
kemajuan kabupaten ini tidak signifikan dengan usianya yang sudah 15 tahun.Sebagai
putra daerah, ia sangat prihatin melihat capai pembangunan di tanah
kelahirannya tidak sepenuhnya dapat menyentuh masyarakat.
Bahkan menurut Widyaswara senior ini, membandingkan di masanya, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hanya pada kisaran puluhan milyar, namun
ia dapat membangun infrastruktur dasar seperti beton dalam kota. Ia bahkan
mampu membangun simpul-simpul pemerintahan, seperti Kantor Bupati, Kantor DPRD,
serta Kantor Gabungan Dinas (Gadis).
Dipaparkan lebih lanjut oleh H. Said, kalau APBD Mamasa sudah mencapai trilyunan, namun
pembangunan belum terpola secara tepat dan
menyentuh semua lapisan masyarakat. Ia mencontohkan pembangunan pasar yang
dibangun dimana-mana, namun masyarakat tidak ramai mengunjungi. Sarana jalan di
dalam kabupaten belum sepenuhnya optimal, pembukaan jalan dimana-mana, tetapi
sekedar dibuka, setelah itu jalan-jalan tersebut rusak tergerus air.
“Untuk apa membuka jalan, kalau jalan yang sudah ada
belum bagus dan bisa dinikmati masyarakat. Pembangunan jalan beton yang kita liat
sekarang ini, itu APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera, red) bukan dari
pemerintah kabupaten,” tambahnya.
Mantan Bupati Mamasa ini
juga sesalkan perencanaan pembangunan di
Kab. Mamasa yang tidak tepat dan cenderung mubazir, misalnya pembangunan taman kota di
lokasi eks pasar lama. Menurutnya, itu
tidak cocok dengan kondisi Mamasa yang
sekarang ini. Juga pembuatan jalan dan pematangan lahan Kantor Kodim serta
pematangan lokasi rumah susun (rusun) menelan biaya ratusan juta rupiah, semuanya
hilang begitu saja.
Melihat kondisi
sekarang H.M. Said Sanggaf juga memang
tidak menapikan kalau upaya pemerintah kabupaten untuk tingkatkan APBD cukup
bagus. Namun itu tidak dibarengin dengan program yang terencana dengan baik
sehingga, sehingga tidak menyentuh lapisan masyarakat. Sejatinya, pembangunan itu harus pro-rakyat.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar