Baca Juga
Baligho Marthinus Tiranda |
Mamasa
- Jelang Pemilihan Kepala Daerah
(Pilkada) Kabupaten Mamasa, Sulawesi
Barat (Sulbar), 2018 mendatang. Puluhan baligho,
hiasi jalan-jalan utama kabupaten berhawa sejuk ini. Semuanya
bagus dengan kata-kata yang indah, ada harapan dan janji yang enak.
Memang enak kalau itu tulus dengan niat yang baik. Itulah demokrasi ala Bumi Kondo Sapata Wai Sapalelean.
Satu mencuit hati, balihgo
dari Marthinus Tiranda, Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mamasa, cukup
cantik menuliskan, “Mamasa Lahir Bathin.”
Kata-kata pilihan yang diramu dengan apik dengan makna yang luas, juga
mengandung ketulusan demi negeri tercinta.
Marthinus Tiranda, yang ditemui, Selasa (13/06/2017) pekan lalu, katakan untuk
sementara, dirinya bekerja secara diri sendiri untuk menjadi pemimpin di
Kabupaten Mamasa. Ia yakini kalau
pertainya memiliki kapasitas untuk
ajukan calon, baik bupati maupun wakil bupati. Karena perolehan kursinya cukup signifikan, 4 kursi di Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Mamasa.
“Partai kami cukup layak untuk ajukan calon, entah itu
bupati atau wakil bupati,” tandas Marthinus lepas.
Wakil Ketua DPRD Mamasa ini juga paparkan, kalau dengan
pemasangan baligho tersebut, dirinya sudah siap secara penuh untuk
maju dalam Pilkada 2018 yang akan datang. Ia juga siap memberikan pengabdian
terbaik bagi daerah ini. Makanya, ia tuliskan dalam baligho-nya “Mamasa Lahir
Bathin.”
“Ya, bukan sekedar dituliskan, saya secara ikhlas dan tulus
akan melaksanakannnya demi Mamasa, jika diberi kepercayan oleh rakyat,” tambahnya.
Sosok Marthinus dalam kesehariannya dikenal sebagai
aktivis gereja yang peramah, enak ditemui dan diajak ngobrol oleh berbagai
kalangan. Ia juga bisa menjadi “charge” untuk mengisi baterai informasi bagi siapa
yang membutuhkannya, tidak terkecuali para jurnalis yang bertandang ke ruang
kerjanya di Kantor DPRD Mamasa.
“Bagi saya, banyak kawan lebih baik,” tandasnya.
Selain muda bergaul
dan ramah dengan siapa saja, Marthinus Tiranda dikenal pula memiliki
langgem bicara yang baik, mengingatkan orang pada sosok Almarhum Victor
Paotonan, Sang Maestro, Politisi dan pejuang pembentukan Kabuaten Mamasa. Ia
juga sangat paham ragam bahasa dan tata kramat adat, di mana Mamasa menjunjung tinggi adat dengan kata
mutiaranya, Pantang Kada Dipomate, Mesa
Kada Dipotuo, Sitayuk Pipakasalle Sirande Maya-Maya.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar