Baca Juga
H. Muhammad Saal |
Pasangkayu – Tidak
dipungkiri, posisi gegografis Kabupaten Mamuju Utara (Pasangkayu), Sulawesi
Barat (Sulbar) yang menjadi kawasan pelintasan dua kota Besar via darat, Kota
Makassar (Sulawesi Selatan) dan Kota Palu (Sulawesi Tengah). Menjadikan
kabupaten penghasil sawit terkena dampak
kuat penyebaran Narkotika dan Obat Obat Berbahaya
(Narkoba).
Pada situasi, Kepala
Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Pasangkayu,
Drs. H. Muhammad Saal katakan perlunya menguatkan perlawanan masyarakat untuk
melawan bahaya laten ini. Menurut Saal yang juga Wakil Bupati (Wabup)
Pasangkayu, persoalan narkoba itu harus diantisipasi secara bersama antara
pemerintah, masyarakat dan aparat hukum terkait.
“Fenomena narkoba ini sudah merambah kemana-mana. Karena
itulah kami himbau, bahwa persoalan ini jangan
hanya tanggungjawab satu pihak saja. Tetapi menjadi tanggungjawab bersama,
mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat,
pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya.
Semua harus terlibat,” papar Saal.
Dipaparkannya lebih lanjut bahwa, bahwa tidak boleh fesimis dalam menanggulangi
masalah yang sudah mewabah ini. Karena itu, H. Muhammad Saal sampaikaan dan
ajak semua pihak untuk bekerja secara bersama-sama dalam menanggulangi narkoba
ini.
Dalam penanggulangan bahaya narkoba ini, Saal tegaskan
kalau upaya pencegahan (preventif) lebih diutamakan disbanding penindakan.
Sebab bila dalam bentuk penindakan secara hukum, itu berarti sudah ada
korbannya. Sekarang ini menurutnya, BNN telah mendorong masyarakat untuk
pro-aktif memberantas narkoba. Misalnya disiapkan bonus bagi yang melaporkan
dan menyerahkan pengguna narkoba untuk direhabilitasi.
Untuk kondisi Kabupaten
Mamuju Utara yang ramai dengan industri sawit
sehingga arus masyarakat yang datang dan keluar ke daerah ini untuk bekerja cukup tinggi. Itu
perlu menjadi perhatian dalam pemberantasan narkoba ini.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar