Cari di Blog Ini

Followers

Monday, May 17, 2021

Kepala Desa Lampenai Mengeluh, ADD Tiap Tahun Mengalami Penurunan

Baca Juga

Kades Lampenai, Zainal Bachri S. AN bersama dengan Sekedes

 

LUTIM, LENTERASULAWESI - Kepala Desa (Kades)  Lampenai, Kecamatan Wotu, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), Sulawesi Selatan (Susel), Zaenal Bachrie S. AN mengeluhkan  Anggaran ADD tiap tahun mengalami penurunan.

Kades Zaenal tidak habis pikir, kenapa Anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) di desanya,  sejak tahun 2019 silam sampai sekaran selalu mengalami penurunan. Padahal sejatinya mengalami peningkatan karena mengingat tingkat kebutuhan pembangunan di desanya mengalami juga kemajuan.

Kepada sejumlah  pada awak media yang bertanda di kantornya, Zaenal  merincikan bahwa sejak tahun 2019  sampai tahun 2021ADDnya mengalami penurunan secara terus menerus.  Untuk tahun 2019 silam sebesar  Rp. 789.589.000, kemudian pada 2020  turun menjadi hanya Rp.548.081.800. Selanjutnya pada tahun 2021 ini juga mengalami penurunan menjadi hanya sebesar Rp. 498.500.000 saja.

“Pada hal kalau dilihat dari luas wilayah dan jumlah penduduk, Desa Lampenai sangat luas dan jumlah jiwa cukup banyak. Bila dibandingkan dengan desa desa lainnya yang ada di Kecamatan Wotu ini,” tandas Kades Zaenal.

Dipaparkan oleh Kades Zaenal bahwa luas wilayah Desa Lampenai  mencapai 12,03 kilometer bujur sangkar, kemudian jumlah jiwa sebanyak 5.730  jiwa. Juga Desa Lampenai terdiri atas 6 Dusun, 21 RT. Desa ini memiliki perankat desa 7 orang termasuk Kades serta  9 orang anggota BPD.

Dijelaskan juga oleh Kades Lampenai, bahwa penurunan dari ADD tersebut  berdampak  pada gaji aparat desa, begitu juga anggota BPD maupun para Kepala Dusun dan RT, terpaksa  diturunkan juga tanpa pengecualian.

Kades Lampenai juga urai, kalau ada yang aneh, beberapa Desa yang ada di Kecamatan Wotu ini yang lebih kecil, baik luas wilayah maupun jumlah dusunnya, bahkan ada cuma 3 Dusun justru lebih besar ADD nya dari Desa Lampenai.  Contohnya, Desa Kalaena Kanan hanya ada 3 Dusun,  Desa Tarebgge Timur, Desa Cendana Hijo, namun Anggara ADD nya justru lebih besar.

“Saya merasa heran dan tidak menggerti, konsep dan metode apa,yang dipakai sebagai tolok ukur oleh Pemerintah Daerah dalam menentukan kebijakan. Sehingga Desa yang luas wilayahnya sedikit Anggaran ADD nya, ketimbang dengan Desa yang kecil luas wilayah dan kurang jumlah jiwanya,” tutupnya Zaenal, Kades Lampenai.

(Kasianus Jehamin/LS)

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.