![]() |
Sumur warga Bambakoro (foto: Ardi/lenterasulawesi.com) |
PASANGKAYU - Kemarau yang kerkepanjagan hingga saat ini tak hanya
berdampak pada hasil tanaman seperti kelapa sawit dan tanaman lainnya, namun
juga berimbas pada mengeringnya sumur- sumur warga.
Di Kabupaten Mamuju
Utara ( Matra), Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) sendiri dampak kemarau
mulai dirasakan. Warga di sejumlah desa di kabupaten penghasil sawit ini mulai kesulitan mendapatkan air bersih
untuk Mandi Cuci Kakus (MCK) lantaran sumur-sumur mereka mulai mengering.
Baca Juga
Seperti yang dirasakan
warga di dua desa, yakni Bambakoro dan Batumetoru yang ada di Kecamatan Lariang. Sumur-sumur
mereka sudah mulai mengering akibat kemarau tiga bulan terakhir ini. Ini
membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih.
"Sejak kemarau
tiga bulan terakhir ini, sumur-sumur kami sebagai sumber air bersih mulai
mengering, ya, karena kering, terkadang kami tidak mandi. Kalau ini terus
terjadi kan dapat menjadi sumber penyakit," ungkap Sukri warga Desa
Bambakoro Minggu (11/10).
Kata dia, untuk
mendapatkan air bersih, warga terpaksa membeli air galon di desa tetangga meskipun jaraknya sedikit jauh. Suplay air bersih dari pemerintah
juga tidak mungkin bisa diharapkan,
karena desa ini cukup jauh.
"Kami hanya
berharap kepada pemerintah ke depan untuk bisa memprogramkan sumber air bersih
untuk warga. Sumber air bersih dari pemerintah melalui pansimas tidak maksimal memberikan hasil kepada masyarakat. Terbukti
di tempat kami tidak ada program itu," tandasnya.
Hal yang sama dikeluhkan
Anisbah warga Desa Batumetoru. Sejumlah sumur ditempatnya juga kering karna
kemarau. Untuk mendapatkan sumber air , warga kembali menggali sumur baru
bahkan ada yang ke sungai mengambil air yang berjarak ratusan meter dari
pemukiman mereka.
"Untuk dapat air, warga disini kembali menggali sumur baru atau mereka ke sungai yang
berjarak ratusan meter dari pemukiman kami," ungkapnya.
(rdi)
No comments:
Post a Comment
Komentar