Baca Juga
Penampilan 3 Paslon dalam debat |
Terjadi Trouble Sound yang Cukup Mengganggu
Normatif, Kecuali Sengketan Lahan antara Masyarakat dan Perusahaan Sawit
Mamuju Utara – Debat publik calon bupati/wakil bupati
Mamuju Utara (Matra) yang berlansung di Hotel Blom M, Pasangkayu, Sabtu
(21/11), sejatinya memang milik publik. Sayang tidak terpublish dengan optimal
hingga sangat sedikit masyarakat
yang bisa saksikan acara yang menarik
tersebut, walau hanya lewat saluran televisi lokal atau meminjam jazah televisi kabel.
Acara yang dikelola oleh pihak ke-3, Asjaya Event
Organizer (EO) selain dihadiri para
penyelenggaran pemilu, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pengawas Pemilu (Panwaslu),
para kandidat bupati/wakil bupati serta tim pemenangan dan simpatisannnya,
hadir pula Pejabat Bupati Matra,
Kapolres Matra, serta sejumlah petinggi lintas sektoral lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua KPU Matra, Ishak Ibrahim,
katakan bahwa debat publik ini adalah pelajaran yang berharga bagi
masyarakat untuk tahu bagaimana Pasangan Calon (Paslon) memaparkan visi dan misinya untuk Mamuju Utara ke depan.
“Debat ini bukan
untuk menunjukkan kepada publik bahwa calon A, calon B dan C saling debat dan
saling tersinggung. Karena itu tidak boleh saling menghina, tidak boleh saling
menghujat, juga kepada pendukung jangan saling menjelekkan,” kata Ishak.
Sementara itu, tujuan debat seperti
disampaikan oleh moderator debat, Fauziah Erwin, meliputi penilain atas
kandidat pada kualitas mental, kepemimpinan, intelektualitasi, serta
program-program yang akan dilaksanakan saat
terpilih untuk memimpin.
Dalam memandu debat public tersebut, master debat
cukup piawai hingga akhir acara.
Sayang pihak penyelenggaran kecolongan saat
terjadi trouble sound. Ini cukup mengganggu acara, walaupun menurut Ayu dari EO Asjaya, pihaknya
sudah menchek semua fasilitas sebelum acara berlansung.
Penampilan tiga Paslon, Muh Yusri M Nur – Amran Nuhung (Yusran) dengan nomor
urut 1, H Agus Ambo Djiwa – H Muhammad
Saal (Handal Jilid 2) serta H Abdullah
Rasyid – H Marigun Rasyid (AMar) cukup
prima dan menguasai materi-materi yang dipaparkan. Bahkan pasangan yang tidak
pernah tampil dalam kampanye terbatas, Yusran, cukup mapan dalam menguraikan
visi misinya untuk Mamuju Utara ke
depan.
Visi dan misi dari Paslon yang terurai, semuanya jelas, normatif
dan sangat ideal bagi kemajuan Matra ke depan. Seperti lazimnya, kandidat bupati/wakil
bupati, di bumi manapun. Selalu saja berorientasi pada kepentingan dan
kemakmuran rakyat. Itu kemudian mendapat
apresiasi dan tepuk tangan dari pendukung dan simpatisan masing-masing.
Sedikit spesifik untuk Mamuju Utara, adalah ketika
moderator debat pertanyakan sikap para paslon bupati/wakil bupati terkait
sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan perkebunan sawit. Tampil dengan
nilai plus, artikulasi yang jelas, H Marigun Rasyid. Calon wakil bupati dari
Paslon AMar ini uraikan, bahwa sengketa
antara masyarakat dan perusahaan tidak serta merta harus dibawah ke rana hukum.
“Itu terlalu naif sebab keduanya keduanya adalah bagian
dari pemerintah daerah. Solusinya adalah dilakukan musyawarah untuk mendapatkan
mufakat, bagaimana pemerintah
mengupayakan tanah bagi masyarakat dan juga perusahaan dapat bekerja dengan baik,” tambah
Marigun.
Sementara itu H Abdulllah Rasyid calon bupati Paslon AMar
yang diwawancara usai debat, katakan terlalu ringkas waktu yang diberikan.
Sehingga banyak hal yang perlu dipaparkan dan diuraikan tidak cukup waktu.
“Makanya ke depan, model debat seperti ini harus ada
waktu yang cukup hingga paslon itu dapat menguraikan visi dan misinya secara
detail, dan masyarakat akan tahu,” tambahnya.
(jml/ls)
No comments:
Post a Comment
Komentar