Baca Juga
Proyek perumahan khusus di Desa Bambakoro |
Tukang Lari dari Lokasi
Proyek
PASANGKAYU,- Proyek
pembangunan perumahan khusus di Desa Bambakoro, Kecamatan Lariang, Mamuju Utara
(Matra), Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yang kini sedang berjalan dipertanyakan. Pasalnya, bangunan yang dikabarkan menelan anggaran miliaran
rupiah dari dana APBN itu tidak memiliki papan data (papan bicara, red), diduga
kuat untuk hindari pengawasan
masyarakat.
"Biasanya, proyek sebelum dikerjakan sudah terpasang
papan datanya, tapi ini terbalik, bahkan sudah berjalan satu bulan lebih, belum
ada papan proyeknya. Tidak diketahui berapa anggaran dan batas pengerjaannya. Diduga
disengaja untuk mengelabui pengawasan masyarakat," ungkap Sukri warga
Bambakoro, Sabtu (14/11).
Menurutnya, untuk
membangun dan mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih dari Kolusi
Korupsi dan Nepotisme (KKN) dalam setiap
pengelolaan keuangan negara semestinya dimulai dengan cara-cara yang terbuka.
Hilangkan kecenderungan yang dapat mengarah pada korupsi dapat terkontrol oleh
pengawasan publik.
"Bagaimana bangsa
ini bisa mewujudkan pemerintahan yang bersih dari KKN jika pelaksanaan dalam
mengelola keuangan negara tidak transparan kepada publik, inikan jadi indikator
kalau daerah kita ini tidak suka terbuka kepada publik," ungkap Sukri.
Untuk meminimalisir
terjadinya kecurangan dalam pengelolaan setiap keuangan negara semestinya kata
Sukri, harus melibatkan masyarakat dalam pengawasan, namun bagaimana pengawasan
dapat dilakukan jika tidak memiliki referensi atau mengacu pada papan data yang
seharusnya terpasang di area lokasi proyek.
Terkait pembangunan tersebut, Sukri menyatakan ragu jika bangunan yang berdiri diatas tanah kas
desa sekira 1 hektar itu dapat rampung Desember tahun ini. Jika dipersentasekan
kata Sukri, proyek tersebut baru mencapai 25 persen, sementara penghujung 2015 tinggal menghitung hari.
" Apalagi para tukangnya tidak ada yang bertahan. Informasi dari para
tukang bangunan itu, para pekerja tidak
bisa bertahan lama karena upah mereka tidak terbayarkan. Ada yang masih mencoba
bertahan, tapi juga sudah pada kabur karena upah belum dibayarkan," ungkapnya yang diamini warga lainnya, tidak jauh dari proyek
perumahan khusus tersebut.
(rdi/ls)
No comments:
Post a Comment
Komentar