Baca Juga
Korban ditemukan tewas tidak jauh dari rumahnya (foto:ardi) |
Jaohari: “Hari kamis
sekitar jam 9 pagi DW melaporkan dugaan pemerkosaan terhadap dirinya ke polsek
setempat. Esok harinya (Jumat 2/3) sekitar pukul 11, cucu saya DWA telah
ditemukan tewas.”
Donggala - Kematian DWA (15), warga Desa
Simagaya, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, menyisahkan
cerita, ditemukan tewas dalam keadaan tengkurap pada Jumat (26/02/2016) lalu dipantai
tidak jauh dari rumah Mardiana neneknya tempat ia tinggal di Dusun Sibualong.
Padahal beberapa jam sebelum meninggal, DWA masih sempat membantu neneknya.
Mayat remaja putri
yang masih dibawa umur ini ditemukan oleh seorang nelayan atas informasi yang
didapat dari seorang bocah. Menurut keterangan Kakeknya, Jaohari, kepada
wartawan Rabu (02/03), Cucunya meninggal satu hari setelah melaporkan peristiwa
pemerkosaan terhadap dirinya yang diduga dilakukan oleh seorang lelaki yang
juga adalah warga Dusun Sibualong ke polsek setempat.
"Hari kamis
sekitar jam 9 pagi cucu saya melaporkan dugaan pemerkosaan terhadap dirinya ke
polsek setempat. Esok harinya (Jumat 2/3) sekitar pukul 11 telah ditemukan
tewas oleh seorang nelayan dipinggir laut tidak jauh dari rumah neneknya
tempat ia tinggal. Padahal paginya masih sempat bantu neneknya," ungkap
Jaohari yang masih larut dalam kesedihannya.
Lanjut Jaohari,
Sekitar pukul 10 pagi satu jam sebelum mayat DWA ditemukan, lelaki terlapor
datang ke rumah Mardiana. Kepada paman DWA yang ada di rumah Mardiana, terlapor
melontarkan kalimat bernada menantang agar pihak DWA membawa semua saksi-saksinya
ke polsek dimana saat itu akan dilakukan pertemuan kedua belah pihak antara
pelapor dan terlapor. Belum ada penetapan status terlapor, sekira pukul 11
siang menjelang jumat, gadis remaja itu selaku pelapor telah ditemukan
tewas.
"Sekitar jam 10
pagi, terlapor yang saat itu datang menemui paman DWA di rumah neneknya. Kata
terlapor, kepada paman DWA, bawa semua saksi-saksimu ke kantor polisi,"
Kata Jaohari mengulang kalimat paman DWA yang menirukan kalimat terlapor.
Mencermati
perjalanan peristiwa tersebut, Kakeknya Jaohari, menduga kuat kematian cucunya
adalah rentetan peristiwa yang dilaporkan. Kata Jaohari, apalagi sebelum
melapor ke polsek, cucunya sempat mengungkapkan telah mendapat ancaman dari
terlapor " akan membunuhnya jika melaporkan dugaan perbuatan bejatnya itu
ke Polisi
"Kami menduga
kuat, kematian cucu saya ada kaitannya dengan peristiwa yang dilaporkan ke
Polisi. Apalagi jika mendengar pengakuan DWA sebelum melapor ke polisi telah
mendapat ancaman akan dibunuh oleh terlapor jika melaporkan peristiwa itu ke
polisi," ungkap Jaohari.
Jenazah DWA
dikebumikan pada Sabtu (27/02) setelah dilakukan visum oleh dokter setempat.
Untuk mengungkap kematiannya, Rencananya, keluarga korban bersama LSM LIRA dan
Aliansi Indonesia akan melaporkan peristiwa maut itu ke Polres dan dugaan
pemerkosaan terhadap DWA ke Perlindungan Anak dalam waktu dekat ini setelah
mendapatkan hasil visum.
"Peristiwa ini
kami anggap misteri dimana terlapor belum ditetapkan statusnya hingga pada
akhirnya si korban meninggal dunia. Kami berharap polisi bisa mengkap motif
pembunuhan ini dimana kami menduga kuat ada kaitannya dengan laporan DWA ke
polisi, kenapa?, terlapor mengancam akan membunuh DWA jika melaporkan
perlakuannya ke polisi, " tambah Rahman, As'ad Ketua DPD LIRA
( Ardi. J, LS)
No comments:
Post a Comment
Komentar