Cari di Blog Ini

Followers

Friday, March 4, 2016

Sehari Setelah Laporkan Dugaan Pemerkosaan, Remaja Asal Balaesang diTemukan Tewas

Baca Juga


Korban ditemukan tewas tidak jauh dari rumahnya (foto:ardi)
Jaohari: “Hari kamis sekitar jam 9 pagi DW melaporkan dugaan pemerkosaan terhadap dirinya ke polsek setempat. Esok harinya (Jumat 2/3) sekitar pukul 11, cucu saya DWA telah ditemukan tewas.”

Donggala - Kematian DWA (15), warga Desa Simagaya, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, menyisahkan cerita, ditemukan tewas dalam keadaan tengkurap pada Jumat (26/02/2016) lalu dipantai tidak jauh dari rumah Mardiana neneknya tempat ia tinggal di Dusun Sibualong. Padahal beberapa jam sebelum meninggal, DWA masih sempat membantu neneknya.

Mayat remaja putri yang masih dibawa umur ini ditemukan oleh seorang nelayan atas informasi yang didapat dari seorang bocah. Menurut keterangan Kakeknya, Jaohari, kepada wartawan Rabu (02/03), Cucunya meninggal satu hari setelah melaporkan peristiwa pemerkosaan terhadap dirinya yang diduga dilakukan oleh seorang lelaki yang juga adalah warga Dusun Sibualong ke polsek setempat. 

"Hari kamis sekitar jam 9 pagi cucu saya melaporkan dugaan pemerkosaan terhadap dirinya ke polsek setempat. Esok harinya (Jumat 2/3) sekitar pukul 11 telah ditemukan  tewas oleh seorang nelayan dipinggir laut tidak jauh dari rumah neneknya tempat ia tinggal. Padahal paginya masih sempat bantu neneknya," ungkap Jaohari yang masih larut dalam kesedihannya.

Lanjut Jaohari, Sekitar pukul 10 pagi satu jam sebelum mayat DWA ditemukan, lelaki terlapor datang ke rumah Mardiana. Kepada paman DWA yang ada di rumah Mardiana, terlapor melontarkan kalimat bernada menantang agar pihak DWA membawa semua saksi-saksinya ke polsek dimana saat itu akan dilakukan pertemuan kedua belah pihak antara pelapor dan terlapor. Belum ada penetapan status terlapor, sekira pukul 11 siang menjelang jumat, gadis remaja itu  selaku pelapor telah ditemukan tewas.

"Sekitar jam 10 pagi, terlapor yang saat itu datang menemui paman DWA di rumah neneknya. Kata terlapor, kepada paman DWA, bawa semua saksi-saksimu ke kantor polisi," Kata Jaohari mengulang kalimat paman DWA yang menirukan kalimat terlapor.

Mencermati perjalanan peristiwa tersebut, Kakeknya Jaohari, menduga kuat kematian cucunya adalah rentetan peristiwa yang dilaporkan. Kata Jaohari, apalagi sebelum melapor ke polsek, cucunya sempat mengungkapkan telah mendapat ancaman dari terlapor " akan membunuhnya jika melaporkan dugaan perbuatan bejatnya itu ke Polisi

"Kami menduga kuat, kematian cucu saya ada kaitannya dengan peristiwa yang dilaporkan ke Polisi. Apalagi jika mendengar pengakuan DWA sebelum melapor ke polisi telah mendapat ancaman akan dibunuh oleh terlapor jika melaporkan peristiwa itu ke polisi," ungkap Jaohari. 

Jenazah DWA dikebumikan pada Sabtu (27/02) setelah dilakukan visum oleh dokter setempat. Untuk mengungkap kematiannya, Rencananya, keluarga korban bersama LSM LIRA dan Aliansi Indonesia akan melaporkan peristiwa maut itu ke Polres dan dugaan pemerkosaan terhadap DWA ke Perlindungan Anak dalam waktu dekat ini setelah mendapatkan hasil visum.

"Peristiwa ini kami anggap misteri dimana terlapor belum ditetapkan statusnya hingga pada akhirnya si korban meninggal dunia. Kami berharap polisi bisa mengkap motif pembunuhan ini dimana kami menduga kuat ada kaitannya dengan laporan DWA ke polisi, kenapa?, terlapor mengancam akan membunuh DWA jika melaporkan perlakuannya ke polisi, " tambah Rahman, As'ad Ketua DPD LIRA


( Ardi. J, LS) 


No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.