Baca Juga
A Waris Tala |
Ketua Alwama, A Waris
Tala, yang diwawancara via seluler, Sabtu (09/01/2016) katakan kalau melihat
nilai dana fantastis yang dikucurkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) tahun 2015 itu, secara linear, semua sekolah dasar seharusnya
mendapatkan media pendidikan tersebut. Karena menurut data Alwama, sekolah
dasar yang ada di Kabupaten Mamasa hanya berkisar 200-san. Maka dengan
perbandingan nilai Rp 10 juta per-sekolah untuk pengadaan media pendidikan
tersebut, semuanya sudah dapat.
Menurut Waris, Alwama
sudah lakukan pendataan di sekolah yang jumlah murid dengan kisaran 300 – 500
orang, khususnya di Kecamatan Mamasa, rata-rata tidak mendapatkan pendidikan
ini. Sehingga Alwama menarik kesimpulan sementara, bahwa kemungkinan besar
media pembelajaran diserap di sekolah-sekolah pedalaman yang kurang muridnya.
Maka anggaran yang bernilai besar tersebut, sudah jelas tidak sasaran.
“Ini adalah pemborosan
APBD, makanya dinas terkait (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, red), sejatinya
harus tranparan dalam pemanfaatan dana ini. Juga penyalurannya ke sekolah-sekolah
harus jelas. Karena nanti, media pembelajaran ini tidak ada manfaatnya kalau
sekolah tersebut sangat sedikit muridnya. Sementara ada sekolah yang jumlah
muridnya banyak, tidak dapat. Ini adalah kebijakan salah yang harus kita
telusuri,” paparnya.
Menurut Waris pula,
Alwama sebagai lembaga yang memiliki legalitas dan status hukum yang jelas
sebagai sebuah organisasi wartawan di Mamasa, memiliki kewenangan untuk
melaporkan hal ini bila ditemukan adanya indikasi tindak pidana korupsi
(Tipikor). Sebab ini menyangkut kerugian keuangan daerah. Apa lagi ada
pihak-pihak tertentu yang mencoba mengambil keuntungan dalam penyerapan APBD
tahun 2015.
“Tentu kami akan
laporkan ke aparat hukum, bila ditengarai ada indikasi korupsi di dalamnya.
Nanti pihak penegak hukum yang lakukan pembuktian atas kerugian dan menjerat,
siapa yang terkait,” terang Waris sambil menutup wawancara.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar