Baca Juga
Bupati Mamasa dan Ketua Alwama |
Mamasa –
Ketua Aliansi Wartawan Mamasa (Alwama), Andi Waris Tala, Jumat (29/07/2016) kembali “hidupkan” media sosial (Medsos) fesbuker
Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar) dengan melontarkan saran di wall-nya,
terkait Pergantian Antarwaktu (PAW) Wakil
Bupati (Wati) yang ditinggal mendiang Almarhum Victor Paotonan. Kepala Biro harian Rakyat Sulbar menuliskan.
“Sekaitan dengan PAW Wakil Bupati Mamasa (Almarhum Victor Paotonan, S. Sos), Alinasi Wartawan
Mamasa (Alwama) mengharapkan agar Bupati
benar-benar konsisten menjalankan perintah UU No 10 tahun 2016, pasal
176 ayat 2 yang
berbunyi, Partai Politik atau Gabungan Partai Politik Pengusung mengusulkan 2 (dua) calon wakil bupati kepada DPRD melalui Bupati untuk dipilih dan ditetapkan di
paripurna. Hal ini dimaksudkan agar bupati
benar-benar selektif memilih pendamping yang dianggap
sepaham dan sejalan demi Mamasa yang mamase
dengan mengedepankan keterwakilan wilayah yang berazaskan keadilan! Salam Ketua ALWAMA (AWT).”
Itu kemudian direspon Rudolf Rudolf .
“Ini juga pak ketua kita, rembuk dulu, hejejejej.” Disambung Johny Mallato. “MARTHINUS
TIRANDA !” Lalu ditanggapi Rudolf Rudolf
secara melenceng dengan sengaja. “Pak Obed
dan Pasamboan
Pangloli.” Lalu dikembalikan ke reelnya sesuai status Ketua Alwama
oleh Sulbar Raya Biro Mamasa.
“ Hal ini perlu dibedah secara mendalam,
agar benar-benar orang berkompetensi yang dapat menduduki jabatan Wakil Bupati. Jika elit mulai bungkam, maka rakyat
yang harus bersikap. Daerah Mamasa yang dicintai bukan hanya milik kaum menengah atas saja, namun milik semua lapisan masyarakat.” Direspon Sutimaryono Sutimaryono. “Pokoknya
mantap.”
Itu kemudian memunculkan
legislator Mamasa, David Bamba Layuk
dengan tanggapan. “Hehehe.” Lalu
legislator lainnya Jufri Sambo Madika
berkomentar. “Pemilihan PAW Wakil Bupati
mempunyai aturan sendiri dalam UU oleh sebab itu jangan terlalu jauh membawa
isu ke arah isu premordialisme, jangan sampai mengganggu stabilitas keamanan
Daerah kita, soal siapa nantinya yang akan terpilih dari wilayah atau agama
manapun itulah pilihan rakyat yang
diwakili Oleh Partai Politik yang akan memilih nantinya. Terpenting adalah Wakil Bupati terpilih nanti berkomitmen untuk mensejahterakan Rakyat Mamasa lewat pembangunan
dalam segala bidang. Sebagai bukti saat ini, Bupati Mamasa dari wilayah
III tapi komitmennya untuk membangun wilayah
lain sudah terbukti, seperti di Kecamatan Pana dua Tahun APBD 2015, 2016 berturut mendapatkan anggaran kurang lebih 20 milyar
pada hal bupatinya bukan orang Pana. Jadi bagi
saya tidak penting mempersoalkan wilayah, agama ataupun golongan dalam proses PAW Wakil
Bupati.” Disambung David Bamba Layuk. “Mantap
dinda JSM, pemikiran brilian anak mudah Mamasa,
pemimpin masa depan.” Disanggah Johny Mallato. “Tapi
suara mayoritaspun perlu diperhatikan, bia
r ada keseimbangan di Bumi Kondo Sapata.
Ini sangat penting!”
Ketua Alwama, Andi Waris Tala terus menangkis Jufri Sambo Madika.
“Itu menurut Anda, tapi menurut rakyat lain browww! Ingat rakyat Kabupaten Mamasa punya hak
bersuara! Wakil rakyat tidak
berhak membungkam hak mereka!. Lalu
direspon sejuk David Bamba Layuk. Makanya
pilihan nant i pasti beda- beda kanda AWT, karena masing-masing mewakili konstituen mereka. Selamat berjuang.”
Rupanya telah ada sinyalemen
kalau kalau legislator Mamasa abaikan suara rakyat. Itu dipertegas oleh Sulbar Raya Biro Mamasa. Benar
Pak AWT, jika para wakil rakyat mulai
berpaling dari rakyat, maka rakyat perlu bersikap.” Terus Jufri Sambo Madika
menanggapi serius. “Tidak ada yang membungkam hak rakyat. Justru kita minta rakyat bersuara sebanyak – banyaknya,
tapi kan tidak semua rakyat pendapatnya sama. Sebagai wakil rakyat mempertimbangkan semua pendapat
rakyat.”
Debat soal suara rakyat
antara rakyat dan wakilnya membuat Andi Waris Tala semakin pedas. “Tunggu
saja, kalau wakil rakyat tidak lagi merakyat. Maka kami (rakyat) yang akan bersuara.” Lalu disambungnya kemudian. “Kita liat saja, apakah yang setuju
dengan saya cuma 1 ekor atau justru ribuaan, tunggu saja pak!”
Wooww, kreen. Kita tinggalkan
saja debat-debat Medosos antara rakyat
dan wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamasa. Karena seperti iklan coki-coki , panjang dan lama. Pastinya Alwama, sinyalir adanya
pengabaian suara-suara rakyat. Benarkah, lihat saja episode selanjutnya dari
drama Mencari Penggati Wati Mamasa.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar