Baca Juga
Nelce Arruan Layuk |
Menurut Kepala
Desa (Kades) Salukona, Nelce Arruan Layuk dalam spot interview, Minggu (14/08/2016), katakannya bahwa pabrik penggilangan jagung yang ada di
Kec Tabang, membuat masyarakat Salukona, kesulitan mengaksesesnya. Karena hanya
ditempatkan di Kelurahan Bakadi Sura dan Desa Tado Kalua.
“Kenapa justru pertanian
kasi bantuan pengilingan jagung ke Kelurahan Bakadi Sura’ sama
Desa Tado’ Kalua’. Sementara di Desa Salukona paling banyak
jagungnya. Ada apa dengan BP3K Kecamatan Tabang. Saya kira beliau itu
tahu potensi jagung di Kec Tabang di
atas 90% dari Salukona,” papar Nelce.
Diuraikan lebih lanjut oleh Kades Nelce bahwa masyarakat Desa Salukona adalah penghasil
komuditi jagung. Setiap kepala keluarga
(KK) di desa ini memilik areal rata-rata dibawah satu hektar lahan untuk kebun
jangung. Jikan produksi mereka tidak mendapat pengolahan yang baik, tentunya akan menurunkan penghasilan. Makannya sebagai Kades ia sangat
berharap adanya penggilangan jagung yang refresentatif dengan kebutuhan masyarakat.
“Saya tidak habis pikir, dimana pertimbangan BP3K Kec
Tabang hingga tidak menempatkan penggilangan jagung di Desa Salukona. Padahal
diketahui dengan jelas jagung itu ada di Salukona. Ini jelas-jelas tidak mempertibangkan
kepentingan masyarakat secara luas,”jelas Nelce.
Menurut Nelce pula, kalau penempatan pabrik jagung bukan di desa penghasil jagung. Itu disinyalir ada kongsi-kongsi yang
tidak benar dan bukan karena kepentingan masyarakat. Karena jagung apa mau
dipabrik kalau ditempatkan di desa yang minim produksi
jagungnya.
Atas sanggahan Kades Salukona ini, sejatinya, pemerintah
kabupaten, dalam hal ini dinas terkait, memanggil BP3K Kec Tabang. Pertanyakan, efektifitas dan daya
guna pabrik tersebut diberikan. Karena itu bukan sekedar barang pajangan
belaka. Tetapi untuk mendukung peningkatan kualitas dan produksi masyarakat.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar