Baca Juga
Ilustrasi (foto: int/LS) |
Site ini memulung dua momen unik soal bahasa “kompor.” Pertama, lewat sebuah media OL, seseorang
yang menyebut dirinya ketua pemuda
membuat pernyataan menarik. Pemuda
tersebut akan berguru politik kepada kambing bila pasangan Cagub/Cawagub dukungannya kalah
dalam Pilgub Sulbar.
Sebagai bahasa “kompor” lontaran kata-kata sang pemuda sungguh kreatif dan
menarik. Karena bukan tidak mungkin ada saja pakar politik yang bernama
Profesor Dr Kambing,Phd, atau kalo
dibahasa lokalkan Profesor Dr Beke, Phd.
Entah orang itu ada di belahan dunia mana.
Dus, di Kabupaten Mamuju Utara (Matra), seorang
legislator lewat akun personal facebook
(PF) nyatakan bersedia gantung diri di Bundaran Smart (sebuah public space ikon
Matra) bilan pasangan Cagub/Cawagub idolanya kalah. Namun tidak dirincikan,
apakah gantung diri sampai nyawanya melayang, atau sekedar gantung-gantung
saja.
Pernyataan legislator dan juga fungsionaris partai
pendukung salah satu Cagub/Cawagub tersebut,
serupa dan seirama dengan pemuda yang mencari Profesor Beke. Artinya, nuansa Pilgub membuat
bahasa tidak terkontrol, cenderung menjadi unstatelanguage
-- bahasa-bahasa tidak bernegara. Bahasa yang unik dan ke-beke-beke-an.
Bahasa-bahasa “kompor” dan ke-beke-an di Medsos itu,
walaupun bagian dari pernik-pernik demokrasi jelang Pilgub Sulbar. Tentu masyarakat juga sudah paham,
mana pernyataan resmi dari pasangan Cagub/Cawagub tersebut. Bahkan pernyataan “kompor” dan ke-beke-an
dari orang-orang kreatif dan unik, bisa dianggap “penyusup”
untuk melemahkan pasangan yang disebut-sebutnya. Bukankan pujian atau
dukungan yang berlebihan dan tidak rasional adalah penghinaan terselubung.
Jangan dikira masyarakat Sulbar tidak paham bahasa dan tidak tahu yang mana
tim resmi dari pasangan Cagub/Cawagub. Melalui referensi dan bacaan mereka di
media cetak, elektronik, media OL dan Medsos lainnya, mereka sudah tahun bahwa,
pasangan Ali Baal Masdar (ABM) dan Enny Anggraeni Anwar, Ketua Tim Pemenangan, H Agus Ambo Djiwa, pasangan Suhardi
Duka (SDK) dan Kalma Katta (SDK-Kalma), Ketua Tim Pemenangan, Arsal Aras Tammauni, Sedangkan pasangan Salim S
Mengga-Hasanuddin Mas'ud (JSM-Hamas), Ketua Tim Pemenangan, H Hamzah
Hapati Hasan.
Ketua-ketua tim pemenangan dari masin-masing Cagub/Cawagub adalah
tokoh-tokoh partai yang utama di Sulbar.
Ketua Tim pemenangan ABM- Enny, sehari-harinya adalah Bupati Matra, Ketua Tim pemenangan SDK – Kalma adalah
juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mamuju Tengah (Mateng)
sedangkan Ketua Tim Pemenangan JSM –
Hamas adalah H Hamzah Hapati Hasan yang juga Wakil Katua DPRD Sulbar. Mereka-mereka
ini adalah politisi-politisi senior layak dipercaya masyarakat karena tidak asal bunyi dengan bahasa-bahasa “kompor”
yang ke-beke-beke-an.
LS
No comments:
Post a Comment
Komentar