Baca Juga
Alexander Saputra |
Persoalan ini pun di tanggapi dengan sangat serius oleh pihak lawan, sehingga menimbulkan ketakutan dan kepanikan beberapa tim elit yang menganggap diri sebagai orang yang layak di perhitungkan di Mamasa.
Maka berbagai faktor dilakukan untuk
meraih kemenangan termasuk menggerakan segala upaya dan kekuatan agar kiranya
bisa menang dan tidak di permalukan di daerah ini.
Langkah yg di ambil adalah melakukan
pergerakan secara masif dengan cara menggerakan orang orang militan si
setiap sudut TPS untuk dicatat namanya dengan pesan kita akan berbuat lebih dari
orang lain.
Hal ini menjadi eforia bagi
masyarakat untuk menyambut Pilgub
(Pemilihan Gubernur, red). Maka dalam waktu yang tidak terasa, min 4 hari menjelang hari “H” kekuatan kekuatan ini mulai
bergerak, namun sangat di sayangkan berbagai persoalan muncul dengan di
tangkapnya berbagai orang yang terindikasi
melakukan pelanggaran hukum. Itu di respon dengan sangat cepat oleh Kepolisian,
terbukti dengan ditangkapnya beberapa orang di wilayah
ini.
Ini membuat ketakutan bagi para elit politik untuk
menggerakan orang orang militan secara terbuka melakukan upaya penyelesaian.
Catatan catatan kecil yang pernah dicatat beberapa waktu yang lalu saat waktu mepet. Tibalah yang namanya hari “H” Hampir setengah catatan kecil tak
terselesaikan membuat masyarakat kocar kacir mencari sesuatu namun sudah tak
ketemu. Maka mereka beralih mencari ke
kandidat sebelah namun juga tak ketemu
sehingga membuat mereka malas untuk pergi ke TPS (Tempat Pemungutan Suara, red).
Disatu sisi pihak yang lain memahami bahwa Mamasa adalah kantong
suara yang agak kecil namun costnya besar, sehinnga catatan
kecil yang juga telah di catat tak
seluruhnya diselesaikan hanya yang pasti saja yang dijangkau dan ini semakin membuat
sebagian masyarakat malas untuk ke TPS. Maka terjadilah yang namanya penurunan partisipasi pemilih rendah karena tak ada sesuatu yang selama ini terjadi.
Ini di lakukan orang orang yang sangat memahami kecendrungan pemilih di Mamasa sambil
melakukan pendidikan politik bagi warga, sementara tempat lain yang dianggap cost-nya kecil dimaksimalkan kekuatan
untuk meraup suara yang besar.
Alexander
Saputra, tokoh
pemuda dan pemerhati Pilkada
No comments:
Post a Comment
Komentar