Cari di Blog Ini

Followers

Saturday, February 18, 2017

Ketua KPU Mamasa Akui Partisipasi Masyarakat dalam Pilkada Sulbar Anjlok

Baca Juga



Suriani Dellumaja (foto: Fb)
Suriani Dellumaja (foto: Fb)
Mamasa – Merosotnya  prosentase partisipasi  masyarakat Mamasa dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Barat  (Sulbar) tahun 2017  yang hanya  63,8% dinilai oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Suriani T Dellumaja  sebagai kurang optimalnya  semua pihak terkait  sosialisasi dalam pesta demokrasi tersebut.

Suriani yang ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (18/02/2017) paparkan lebih lanjut  bahwa sosialisasi ajakan untuk berpartisipasi dalam Pilkada Sulbar telah dilakukan oleh pihaknya melalui beberapa  kanal informasi  public, misalnya di  sejumlah media-media massa  cetak, elektronik, maupun media dunia maya (dumay).

“Kami  juga lakukan pemberian informasi di rumah-rumah ibadah, gereja dan masjid, serta di tempat-tempat pertemuan masyarakat,” tambah Suriani.

Meskipun begitu, ternyata angka partisipasi masyarakat menjadi yang paling  rendah. Hingga Suriani melihat ada beberapa  faktor  yang menyebabkan masyarakat  ogah-ogahan ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) menyalurkan hak memilihnya. Menurut  alumni Fakultas Sosial Politik (Sospol) Universitas 45 ini adalah kurangnya dukungan sosialisasi dari pemerintah daerah dan Partai Politik (Parpol). Apalagi persoalan memilih masih merupakan hak warga Negara bukan kewajiban yang diharuskan.

“Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, namun kami melihat, pemerintah daerah dan Parpol  seharusnya mensosialisaikan ajakan untuk memilih secara tegas kepada masyarakat. Karena itu akan semakin mengoptimalkan kami sebagai penyelenggara Pilkada,” ujarnya.

Sedangkan pada sisi lain menurut Suriani penerapan  e-KTP juga dalam pandangan masyarakat  awam  memang  sedikit  ribet. Kemudian dalam fenomena masyarakat  Mamasa menurut  Ketua  KPU Mamasa ini  banyak yang bekerja di luar Mamasa, tidak ada di tempat pada hari H pencoblosan.

Saat dipertanyakan, apakah ini karena ketidakprofesionalan KPU Mamasa dalam sosialisasi serta tidak optimalnya distribusi surat panggilan untuk datang ke TPS, Suriani menangkis dengan katakan, pihaknya sudah sangat-sangat  maksimal dalam hal  ini.

“Memang di Mamasa, pembelajaran politik dan demokrasi kita belum maksimal, pemilih cerdas masih sangat kurang. Bayangkan saja, PNS banyak yang enggan untuk salurkan hak memilihnya. Itu saya jumpai di sejumlah PNS di  RSUD Kondo Sapata dan Lembaga Pemasyarakat (LP) Mamasa. Andainya kami tidak tanggap, para PNS di sana tidak menyalurkan haknya,”  paparnya lagi.

Paling menyedihkan dari  pantauan komisioner senior Mamasa ini adalah, ia mensinyalemen bahwa menurunnya angka partisipasi masyarakat adalah imbas dari money politic. Mental masyarakat telah direcoki, nanti akan datang ke TPS mencoblos kalau diberi  uang. Tanpa uang mereka tidak memilih lagi.
LS  

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.