Baca Juga
Dewan Pers dan ICT Watch |
Indonesia adalah pengguna internet terbesar ke 21 dunia dengan jumlah 22.110.119
atau 10% dari total pengguna dunia. Mayoritas pengguna internet tersebut aktif di dunia maya (dumay) lewat Facebook
(Fb), situs media sosial (medsos) yang diciptakan oleh seorang mahasiswa
Harvard bernama Mark Zuckerberg. Hingga sekarang di jalur ini sudah 1,40 milyar
lebih pengguna aktif. Indonesia adalah Negara urutan ke-4 dunia pengguna medsos
Fb dengan jumlah pengguna aktif sebanyak 60,3 juta pengguna.
Karena itu, di medsos Fb, para nitizen (pengguna
internet) dapat melakukan surfing
(selancar), memasukkan (upload), menerima (download) atau sharing (membagikan) berbagai macam informasi secara aktif,
termasuk berita-berita yang bersifat falsu,
hoax dan menimbulkan kerawanan sosial. Karena itu Fb, lewat fitur “bantuan” mengutif info tentang kiat hindari berita palsu yang
diregulasikan oleh Dewan Pers dan ICTWatch, beriku ini:
“Kami ingin menghentikan penyebaran berita palsu di
Facebook. Pelajari selengkapnya tentang yang kami lakukan. Sembari kami berusaha membatasi
penyebarannya, berikut adalah beberapa kiat mengenai yang harus Anda waspadai:
Jangan
langsung percaya dengan judul. Kabar berita palsu sering kali memiliki
judul yang menarik yang ditulis dalam huruf besar dan dengan tanda seru. Jika
klaim mengejutkan dalam judul kelihatannya tidak dapat dipercaya, maka
kemungkinannya memang begitu.
Perhatikan
URL berita. URL palsu atau yang dibuat mirip aslinya dapat menjadi tanda
peringatan berita palsu. Banyak situs berita palsu menyerupai sumber berita
autentik dengan sedikit mengubah URL. Anda dapat membuka situs tersebut untuk
membandingkan URLnya dengan sumber tepercaya.
Selidiki
sumbernya. Pastikan cerita tersebut ditulis oleh sumber yang Anda percayai
memiliki reputasi keakuratan yang baik. Jika cerita tersebut berasal dari
organisasi yang tidak dikenal, periksalah bagian "Tentang" mereka
untuk mempelajari selengkapnya.
Amati
bila ada pemformatan yang tidak wajar. Banyak situs berita palsu memiliki
kesalahan eja atau penataan letak yang janggal. Bacalah dengan saksama untuk
melihat tanda-tanda ini.
Pertimbangkan
fotonya. Kabar berita palsu sering berisi gambar atau video yang dimanipulasi.
Terkadang foto tersebut memang autentik, tetapi konteksnya melenceng. Anda
dapat menelusuri foto atau gambar tersebut untuk mencari tahu asalnya.
Periksa
tanggalnya. Kabar berita palsu mungkin berisi kronologi yang tidak masuk
akal, atau tanggal peristiwa yang sudah diubah.
Periksa
buktinya. Periksalah sumber pengarang untuk mengonfirmasi keakuratannya.
Kurangnya bukti atau ketergantungan terhadap ahli-ahli yang tidak disebutkan
namanya dapat mengindikasikan kabar berita palsu.
Lihat
laporan lainnya. Jika tidak ada sumber berita lainnya yang melaporkan
cerita yang sama, hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa cerita tersebut
palsu. Jika cerita tersebut dilaporkan oleh beberapa sumber yang Anda percayai,
maka kemungkinan cerita tersebut benar.
Apakah
cerita tersebut hanya gurauan? Terkadang kabar berita palsu sulit
dibedakan dengan humor atau sindiran. Periksa apakah sumbernya memang terkenal
menampilkan parodi, dan apakah perincian cerita dan nadanya memberikan kesan
berita tersebut hanya sekadar gurauan.
Beberapa
cerita memang sengaja dibuat salah. Berpikirlah secara kritis tentang
cerita yang Anda baca, dan hanya bagikan berita yang Anda ketahui dapat
dipercaya.” (kutif dari www.facebook.com)
(dari
berbagai sumber, LS)
No comments:
Post a Comment
Komentar