Baca Juga
Iptu Darwis |
Hal tersebut ditindaklanjuti Komandan Batalyon
(Danton) Brimob Karossa, Sulawesi Barat, Inspektur Satu (Iptu) Darwis
mengatakan, kalau kami pihak Brimob dan anggota Sbahara Kepolisian tidak pernah
melakukan pengusiran di lapak-lapak jualan masyarakat Adat Suku Bunggu.
"Anggota (Brimob) tidak pernah kesana
(tempat) ke lapak jualan mayarakat Adat Suku Bunggu, dan adapun yang dilakukan
anggota membantu pengawasan pekerja di Adfdeling Kilo," ungkap Darwis, di
Pasangkayu, Selasa (28/8/2018).
Menurut Darwis, sebelumnya, salah seorang mandor
perusahaan dari Afdeling Kilo PT Pasangkayu bernama Nuryanto dan Security I
Nyoman Suweca mendatangi mes Brimob untuk meminta bantuan pengawalan terhadap
karyawan yang akan melakukan perawatan tanaman sawit di Blok 2 dan 4 di
Afdeling Kilo karena adanya dugaan teror masyarakat Salu Raiya terhadap
karyawan dan pekerja perusahaan perkebunan.
"Jadi bukan kami melakukan pengamanan di
lapak jualan masyarakat Suku Bunggu melainkan di Afdeling Kilo dan itu atas
permintaan mandor dan Security perusahaan kalau mereka (pekerja perusahaan) di
teror masyarkat Suku Bunggu, dan kamipun bergerak ke Afdeling Kilo 2 anggota
Brimob bersama 7 Security dan seorang anggota Sabhara Kepolisian," kata
Darwis.
Darwis mengatakan, adanya laporan mandor
perusahaan, anggota Brimob dan Sabhara bersama security menuju tempat kejadian
perkara (TKP) di Afdeling KIlo, dan dalam perjalanan itu bertemu dengan mandor
1 Afdeling kalau mereka diusir (masyarakat).
"Anggotapun melanjutkan perjalanan ke TKP,
namun di TKP anggota dihadang sekolompok warga masyarakat Adat Suku Bunggu
dengan menggunakan motor yang di parkir di tengah jalan, dan mereka (masyarakat
Suku Bunggu) masing-masing menggunakan parang dan hendak menyerang pengamanan
bersama security perusahaan," ujar Darwis.
Ia menambahkan, dalam melakukan tindakan saat
mendatangi TKP dengan melakukan negoisasi secara persuasif, sehingga kami
meninggalkan TKP dalam keadaan dan situasi aman terkendali.
"Atas adanya pemberitaan di media online
beberapa waktu lalu, hal itu tidak benar, karena tidak sesuai dengan TKP,"
imbuh Darwis.
(nis/rdk/LS)
No comments:
Post a Comment
Komentar