Baca Juga
Al Bihar Foundation Indonesia serahkan bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Palu |
PALU, lenterasulawesi - Pasca
dua pekan gempa dan tsunami Palu-Donggala-Sigi, bantuan kemanusiaan terus
mengalir dari berbagai pihak. Tak terkecuali Al Bihar Foundation Indonesia.
Bantuan berupa makanan dan pakaian muslim, serahkan lansung di pengunsian
lapangan Balaroa, kelurahan Balaroa, Kecamatan Tatanga, Palu Barat, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (12/10/2018).
Koordinator Sulbar Al Bihar Foundation, Fitri Patonangi usai
menyerahkan bantuan secara simbolis mengatakan, sebagai Yayasan agama, Al Bihar
Foundation ikut merasakan penderitaan saudara yang menjadi korban gempa dan
tsunami beberapa hari yang lalu.
Menurutnya, bantuan berupa makan, pakai, selimut dan mesin
genset setelah gempa dan tsunami Palu-Donggala-Sigi ini merupakan tahapan
ketiga dan akan menyusul minggu depan tahap selanjutnya.
"Alhamdulillah bantuan ini sudah ketiga kali dari Al
Bihar Foundation. Kemarin kami juga mengirimkan alat peneranga, lampuh led dan
power bank untuk memberikan jaringan komunikasi pada minggu pertama pasca
gempa. Dan InsyaAllah akan menyusul minggu depan lagi, kata Fitri.
Ia mengungkapkan, bantuan ini adalah bagian dari uluran tangan
sebangsa dan sesama manusia, yang berarti ikut merasakan penderitaan yang di
alami para korban gempa dan tsunami.
"Dua pekan terakhir, kami hanya bisa sedih melihat
penderitaan saudara -saudara-saudara kita yang menjadi korban. Alhamdulillah
saat ini dengan mewakili teama-teman di Jakarta kami bisa bertemu lansung dan
menyerahkan bantuan , sedih Fitri.
Dia menuturkan, kondisi pengungsi di sepanjang perjalanan dari
Kabupaten Donggala hingga memasuki kota Palu, dan di lapangan Balaroa, sangat
menyayat hati.
"Saya melihat sendiri kehancuran yang luar biasa di
sepanjang perjalanan. Nyaris tak ada rumah yang utuh setelah dihantam
gempa," ujar Fitri yang komisioner Bawaslu Sulbar.
Rasak (42) tahun, penerima bantuan secara simbolis mengatur
rasa terimakasih yang dalam. Meski sudah dua pekan gempa dan tsunami telah
berlalu, ratusan pengunsi warga Balaroa dan sekitarnya masih tetap saja memilih
di pengunsian.
" Ya, mau kemana lagi kita. Setelah musibah gempa itu
kami tidak punya tempat tinggal lagi. Rumah kami rata dengan tanah bu, "
sedih Rasak.
(ndi/LS)
No comments:
Post a Comment
Komentar