Cari di Blog Ini

Followers

Sunday, April 3, 2016

Netizen Cemas, Jembatang Tedongtedong Kritis?

Baca Juga


Konstruksi Jembatan Tedongtedong yang sudah kritis    (foto: fesbuker MdB)



Mamasa – Hasil pemantauan fesbuker MdB, Jembatan Tedongtedong yang berlokasi di Kelurahan Mamasa, Kecamatan Mamasa, Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat (Subar), berada dalam kondisi kritis.  Pengmatan netizen ini dilakukan, Sabtu (02/04/2016) pasca banjir yang telah merompal talud jenis DT3S (Design Talud Sangat Sedikit Semennya) dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, SNVT Kaluku – Karama, Sulawesi Barat (Sulbar).


MdB menuliskan status di wall-nya, jembatan Tedongtedong  yang merupakan akses menuju Rumah Sakit (RS) Banua Mamase dan sejumlah daerah seperti Buntubuda, Tusan, Loko, Tondok Bakaru dan wilayah lainnya perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Mamasa.

“Daniel Sarrin, tokoh masyarakat Buntubuda yang juga bermukim di dekat jembatan ini menyatakan kekuatirannya terhadap kondisi jembatan saat ini, lantaran pondasi jembatan di sebelah barat sudah mulai terpengaruh akibat terus terkeruknya dasar sungai,"Mohon Pemkab Mamasa memperhatikan jembatan ini, (Tedong-tedong Red,) karena pondasinya sudah mulai melayang,"kata Daniel Sarrin kepada wartawan Sabtu (2/4). Menurutnya, jembatan ini perlu perhatian serius Pemkab karena selain sebagai akses jalan bagi kendaraan juga karena ada pipa PDAM yang melewati jembatan tersebut."Butuh antisipasi pemerintah karena selain akses kendaraan juga akses penyeberangan pipa PDAM yang merupakan kebutuhan vital masyarakat, ancaman jembatan akan ambruk itu sangat nyata karena dasar sungai terus turun yang mengakibatkan pondasi penyangga jembatan bisa melayang,"lanjut Sarrin, begitu tulis MdB

Lanjut MdB, kalau kekuatiran Daniel Sarrin ini sangat beralasan karena pengalaman beberapa tahun silam, jembatan ini pernah ambruk akibat tiang penyangganya dihantam derasnya sungai Mamasa sehingga sebelum senasib dengan talut yang bertumbangan sebaiknya ada upaya antisipasi.

Pledoi Mdb tersebut disambut netizen lain dengan sedikit berseloroh. Merry Erien katakan, yuup, lebih baik mencegah daripada mengobati. Maksudnya sebelum ambrol, dan meminta korban, ya pemerintah daerah segera benahi. Itu senda dengan fesbuker Sasmyta Arie yang berkomentar, “ Sudah tidak terurus karena sudah ada jembatan kuning gantinya, heee.”

Netizen lain, Hibur Podo menimpali, “ Betul . . . kalau lewat kendaraan jembatan goyang. Kasian yang jalan kaki jadi takut. Disambut pedis oleh fesbuker Wahyuni Tupalangi,” Keruk terusmi itu dasar sungai.”

Sedikit bercanda fesbuker Bram Rebelltrops melempar sarkastis. “ Nanti saya yang borong itu jembatan, 70% masuk di kantong, sisanya  30% untuk material dan tukang. Wk wk wk wk.”

Melihat fakta dan sentilan sentilun netizen, sejatinya pemerintah setempat harus perhatikannya. Itu bukan sekedar pernak-pernik media sosial (medsos). Tetapi masukan konstruktif untuk kemajuan daerah. Jangan tutup mata dan telinga.
LS

No comments:

Post a Comment

Komentar

Hak Cipta: @lenterasulawesi . Powered by Blogger.